Selasa, 14 Agustus 2012

Roti yang Benar dari Surga

Viktor Frankl (1905-1997) adalah seorang tokoh kemanusiaan yang istimewa. Ia juga dijuluki sebagai nabi yang mewartakan makna hidup. Ia menulis, ”Semakin banyak orang hidupnya berkelimpahan, tetapi tidak mempunyai, apalagi meyakini makna hidup, yang harus dipegang dan diperjuangkan.” Timbul pertanyaan, ”Makanan dan minuman apakah yang manusia butuhkan demi mengatasi kelaparan atau kehausan akan makna hidup?”

Roti hidup
Sesudah peristiwa mukjizat Perbanyakan Roti (Yoh 6:1-14), orang banyak berusaha menjumpai Yesus. Yesus berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda melainkan telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu, sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah dengan meterainya.” (Yoh 6:26-27).
Dalam Injil Yohanes, makanan itu merupakan tanda yang menunjuk kepada Yesus sendiri. Yesus berkata, ”Akulah Roti hidup. Barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35).
Hidup kekal adalah makna hidup manusia. Bukan kekayaan, kekuasaan, dan kesenangan-kesenangan duniawi, melainkan hidup kekal. Hidup kekal itu diberikan Yesus kepada manusia. Berkat kebangkitannya, Yesus mengalahkan kuasa dosa dan maut dan membuka sebuah kehidupan baru, yakni hidup kekal untuk manusia. Dengan meterai kebangkitan, Yesus disahkan Bapa, yakni hidup yang kekal untuk manusia (bdk Yoh 6:27).

Hidup kekal
Yesus adalah makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal. Namun, kita sanggup memperoleh makanan itu, hanya bila kita bekerja seperti untuk mendapatkan makanan yang akan dapat binasa, yakni roti duniawi: kekayaan, kekuasaan, dan kesenangan-kesenangan duniawi. Kata ”bekerja untuk makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal” menunjuk pada ”datang kepada Yesus” dan ”Percaya kepada-Nya”. Yesus berkata kepada orang banyak yang menemui-Nya: ”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yoh 6:29).
Makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal adalah karya Allah. ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberi kamu roti yang benar dari surga (Yoh 6:32). Diharapkan dari kita manusia untuk menerima dan percaya akan karya Allah itu. Bila kita manusia percaya akan Yesus, kita manusia tidak akan lapar lagi dan haus lagi (Yoh 6:35).
Inti nasihat Rasul Paulus, ”Menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru.” Manusia lama ialah manusia yang melaksanakan hidup moral kafir, sedangkan manusia baru ialah manusia yang melaksanakan hidup baru dalam Kristus (Ef 4:17-5:20). Manusia lama adalah manusia yang didorong kelemahan manusiawinya dan akibatnya mengalami kematian rohani yang tetap (Rom 8:13; Gal 6:8).
Kita harus berubah. ”Mengesampingkan hidup yang sebelumnya, kemudian mencemplungkan diri dalam Kristus melalui iman”. Artinya, kita, dalam Kristus memulai cara hidup baru, yakni cara hidup Kristus, Adam Baru, kepala dari sebuah kemanusiaan baru. Cara hidup baru ini adalah membagikan Roh Yesus sendiri. Cara hidup baru ini adalah cara hidup yang dimaksudkan Allah, ketika menciptakan manusia menurut gambar-Nya (Kej 1:27).
Kita harus bekerja keras mendapatkan makanan yang dapat binasa: uang, harta benda, kekuasaan, serta kesenangan-kesenangan duniawi. Janganlah kita menjadi orang malas. Tetapi, sekaligus kita harus bekerja keras untuk makanan yang tak dapat binasa sampai hidup yang kekal, yakni Yesus sendiri, Roti Hidup. Kalau demikian, kita tak pernah akan haus dan lapar dalam perjalanan menuju hidup kekal, makna hidup manusia. Dalam bekerja keras untuk makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal, kita harus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar