Kamis, 15 Mei 2014

Bungkusan

Suatu sore, seorang pemuda datang ke sebuah restoran yang menjual ayam goreng dan membeli 9 potong ayam. Ia membawa ayam gorengnya ke taman, untuk dinikmatibersama kekasihnya di bawah sinar rembulan yang romantis. Ketika membuka bungkusan ayam goreng itu, pemuda itu terkejut. Bukan ayam yang didapatinya, melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 9000 dollar.Pemuda itu kemudian mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya.

Pemilik restoran, merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelpon wartawan surat kabar dan stasiun televisi agar membuat cerita tentang si pemuda. Ia akan menjadi pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan mengilhami yang lain!Namun pemuda yang sedang lapar itu menolaknya. "Kekasihku sedang menunggu. Aku hanya ingin ayam gorengku."Pemilik restoran menjadi semakin kagum atas sikap si pemuda yang begitu rendah hati. Ia memohon agar diijinkan menceritakan kejadian itu kepada wartawan.

Pada saat itulah si pemuda jujur menjadi marah dan meminta ayam gorengnya."Aku tidak mengerti" kata pemilik restoran. "Anda adalah satu-satunya pemuda jujur di tengah dunia yang tidak jujur! Ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengatakan kepada dunia bahwa masih ada orang-orang jujur yang mau bertindak benar. Saya mohon, beritahukan nama Anda dan juga nama wanita itu. Apakah ia istrimu?""Itulah masalahnya," kata si pemuda. "Istriku ada di rumah. Wanita di dalam mobil itu adalah kekasihku. Sekarang berikan ayamku agar aku dapat pergi darisini."

Mudah untuk terlihat baik di depan orang-orang yang tidak mengenalmu. Banyak diantara kita yang melakukan perbuatan baik di sana sini, pergi ke tempat ibadah,berkata benar, dan semua orang mengira kita adalah sosok ideal yang sebenarnya tidak demikian.Yang terpenting adalah apa yang ada di dalam hatimu. Tidaklah penting berapa banyak hal yang kau perbuat atau apa yang orang lain kira tentang dirimu. Yang penting adalah hal yang terdalam. Jangan lakukan sesuatu supaya orang lain menyukaimu atau supaya seseorang kagum padamu - lakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, jadikan dirimu seseorang yang lebih baik.

Anugerah

Saya tertarik dgn apa yg dikatakan oleh Warren Buffet,salah satu org terkaya di AS. Beliau berkata, "Terkadang yg terpenting bukanlah seberapa kuat Anda mendayung perahu, melainkan seberapa cepat arus sungainya." Jgn salah mengerti, mendayung memang penting tp ada yg jauh lebih penting dari itu, yaitu bagaimana bergerak mengikuti derasnya arus.Bekerja memang penting dan itu adalah keharusan. Namun, hendaknya kita jgn lupa bahwa bekerja saja tdk cukup, kita butuh kekuatan arus. Itu yg saya sebut sbg "Kasih Karunia" atau "Anugerah". Sekeras apapun kita bekerja dan sebesar apapun pengorbanan kita dlm pekerjaan, namun jika kita hidup di luar Anugerah Tuhan maka hasil yg kita harapkan tdk sebanding dgn usaha yg kita lakukan. Berkat TUHAN-lah yg menjadikan mampu dan kaya, susah payah tdk akan menambahinya."Sia-sialah kamu bangun pagi2 dan duduk2 sampai jauh malam, dan makan roti yg diperoleh dgn susah payah ... sebab Ia memberikannya kpd yg dicintai-Nya pd waktu tidur." Ayat tsb mengingatkan bahwa selain kita bekerja, kita jg perlu "Anugerah Tuhan" di dlm pekerjaan kita. Anugerah Tuhan itulah yg saya gambarkan spt ..... "arus sungai yg deras". Kita tetap mendayung, namun seberapa cepat laju kita justru ditentukan oleh seberapa cepat arus sungainya, bukan seberapa kita kuat dlm mendayung. Jika kita menyadari kebenaran ini, maka setiap hari kita akan bergantung pd "Anugerah Tuhan" bkn pd kekuatan kita sendiri. Ingatlah bhw kita ini lemah&terbatas dlm byk hal, namun Anugerah Tuhan membuat kita mampu mengalami terobosan dlm byk hal. Itu sebabnya seringkali hasil yg kita dptkan melebihi dr upaya yg telah kita lakukan, ***  Itulah Anugerah.

Jumat, 02 Mei 2014

Anak Anjing Cacat

Seorang anak lelaki memasuki Pet Shop bertuliskan"Dijual Anak Anjing".Ia bertanya :"Berapa harga seekor anak anjing?"Pemilik toko menjawab, "Sekitar 30 sampai 50 Dollar."Anak itu berkata,"Aku hanya mempunyai 23,5 Dollar. Bisakah aku melihat-lihat anak anjing itu?"Pemilik toko tersenyum. Ia lalu bersiul. Tak lama kemudian muncullah lima ekor anak anjing sambil berlarian.Tapi ada seekor yang tampak tertinggal di belakang.Anak itu bertanya,"Kenapa anak anjing itu?"Pemilik toko menjelaskan bahwa anak anjing itu menderita cacat karena kelainan di pinggul saat lahir.Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata,"Aku beli anak anjing itu."Pemilik toko menjawab, "Jangan, jangan beli anak anjing cacat itu, Nak. Jika kau ingin memilikinya, aku akan berikan saja untukmu."Anak itu kecewa.Ia menatap pemilik toko itu dan berkata,"Aku tak mau diberikan cuma-cuma. Meski cacat, harganya sama seperti anak anjing lainnya. Aku akan bayar penuh. Saat ini uangku 23,5 Dollar. Setiap hari aku akan mengangsur 0,5 Dollar sampai lunas."Tetapi lelaki itu menolak, "Nak, jangan beli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari cepat, tidak bisa melompat & bermain seperti anak anjing lainnya."Anak itu terdiam. Lalu ia menarik ujung celana panjangnya. Dan tampaklah kaki yang cacat.Ia menatap pemilik toko itu dan berkata,"Tuan, aku pun tidak bisa berlari cepat. Aku pun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main seperti anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu membutuhkan seseorang yg bisa mengerti penderitaannya."Pemilik toko itu terharu dan berkata,"Semoga anak anjing ini berbahagia karena mempunyai majikan sebaik engkau."Nilai kemuliaan hidup bukanlah terletak pada status ataupun kelebihan yang kita miliki, melainkan pada apa yang kita lakukan berdasarkan pada Cinta Kasih Universal dalam diri kita.Cinta Yang mengerti dan menerima kekurangan."Keindahan fisik bukanlah jaminan keindahan batinnya"....~o)

Harga Sebuah "Baju"

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston , dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.

Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut.
"Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat.
"Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak.

Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.

Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini. bolehkah?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut.
"Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat,
"Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung?! Kalian perlu memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.

Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?"

Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan. Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto , California , di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University , salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju, acap menipu mata kita.