Kamis, 29 Desember 2016

Ilmu Paham

Tingkat terbawah dalam ilmu itu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.

Tingkat ke dua terbawah adalah kurang paham. Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham, dia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul-simpul pemahaman yang benar !

Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi dikedepankan, sehingga dia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, dia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu adalah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan.

Karena merasa berilmu, dia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Tidak mau lagi menerima masukan dari siapapun (baik itu nasehat dll ), atau pilih-pilih hanya mau menerima ilmu (nasehat) dari yang dia suka saja, bukan ilmu yang disampaikan, tapi siapa yang menyampaikan.

Tertutup hatinya.
Tertutup akal pikirannya.
Tertutup pendengarannya.
Tertutup logikanya.

Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri.

Parahnya lagi ...,

Dia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu, menjadi bahan tertawaan orang yang paham.

Dia tetap dengan dirinya, dan dia bangga dengan ke gagal pahamannya.

Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa tidak terbalik ?

Orang semakin paham akan semakin membumi, menunduk, merendah.

Dia menjadi bijaksana, karena akhirnya dia tahu, bahwa sebenarnya banyak sekali ilmu yang belum dia ketahui, dia merasa seakan-akan dia tidak tahu apa-apa.

Dia terus mau menerima ilmu, darimanapun ilmu itu datangnya.

Dia tidak melihat siapa yang bicara, tetapi dia melihat, apa yang disampaikan!

Dia paham ..., ilmu itu seperti air, dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Semakin dia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.

Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi, dia seperti balon gas yang berada di atas awan.

Dia terbang tinggi dengan kesombongannya, memandang rendah ke-ilmuan lain yang tak sepaham dengannya. Dan merasa akulah kebenaran ... !!!

Masalahnya, dia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin, tanpa mampu menolak.
Sering berubah arah, tanpa kejelasan yang pasti.

Akhirnya dia terbawa kemana-mana sampai terlupa jalan pulang, dia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan dibinasakan oleh kesombongannya.

Dia akan mengakui kegagal pahamannya, dengan penyesalan yang amat sangat dalam.

Jadi yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar, ketika hati kita merendah. Ketika hati kita meninggi, maka ilmu juga-lah yang akan membutakan si pemilik akal.

Ternyata di situlah kuncinya.

Lidah orang bijaksana, berada didalam hatinya, dan tidak pernah melukai hati siapapun yang mendengarnya, tetapi hati orang dungu, berada di belakang lidahnya, selalu hanya ingin perkataannya saja yang paling benar dan harus didengar  !!!

Ilmu itu open ending

Jadi kalau ada orang yang merasa sudah tahu segalanya, berarti dia tidak tahu apa-apa !!!

Senin, 26 Desember 2016

Kisah Tikus Berantai

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan pikirnya. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

‘Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam do’a-do’aku!”

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani iktu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.

Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangg yang datang membesuk dan tamupun tumpah ruah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat taklukan. Si istri mati, dan berpulh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang itupun dijadikan panganan untuk puluhan rakyat dan peserta selamatan,

Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan daripada kebaikanya.

Rabu, 21 Desember 2016

Bosan Hidup

Seorang pria mendatangi Gurunya,
"Guru, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau, lingkungan begitu kejam.
Saya ingin mati."

Sang Guru tersenyum,
"Oh, kamu sakit. Dan penyakitmu pasti bisa sembuh."
"Tidak Guru, tidak. Saya tidak ingin hidup," tolak pria itu.
"Baiklah. Ambil racun ini. Minum setengah botol malam ini, sisanya
besok sore jam 6. Jam 8 malam kau akan mati dengan tenang."

Pria itu bingung. Setiap Guru yang ia datangi selalu memberikannya semangat hidup, tapi yang ini malah menawarkan racun.

Sampai rumah, ia minum setengah botol racun. Ia memutuskan makan malam dengan keluarga di restoran mewah yang sudah lama tak
pernah ia lakukan. Untuk
meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dengan riang.
Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu."
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar & melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk jalan
pagi. Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir
kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Istrinya merasa aneh,
"Sayang, apa yang terjadi? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya?"

Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Ia menjadi lebih toleran, apresiatif terhadap pendapat berbeda.

Ia mulai menikmatinya.
Pulang jam 5 sore, ternyata istrinya menungguinya. Sang istri menciumnya,
"Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu." Anak-anak kembali berani bermanjaan padanya.

Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya
untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan racun yang sudah ia minum?

Bergegas ia mendatangi sang Guru,
"Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Bila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut
dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu. Jadilah toleran terhadap kesalahan kecil. Dan memaafkan setiap kesalahan besar & selalu bersyukurlah!! Itulah rahasia kebahagiaan, itulah rahasia kehidupan"

Bahagia bukan pilihan tapi telah ada dalam dirimu sebagai anugerah Illahi.

Senin, 19 Desember 2016

Gandhi dan Professor

Dulu ketika Gandhi sedang belajar 'hukum'  di University College, London, ada seorang professor yang bernama Peter, yang kurang menyukai Gandhi.

Suatu hari ketika Prof. Peter sedang makan siang di kantin kampus, Gandhi datang dan duduk di sampingnya sambil membawa makan siangnya.

Prof. Peter berkata, "Gandhi, apakah anda tidak mengerti bahwa seekor babi dengan seekor burung tidak duduk berdampingan untuk makan?"

Gandhi bagai orang tua yang menatap anak nakal menjawab, "Jangan khawatir Prof. Saya akan segera terbang" dan Gandhi segera ngeloyor ke meja lainnya.

Muka Prof. Peter memerah penuh kemarahan & memutuskan untuk balas dendam.

Hari berikutnya di dalam kelas dia sengaja mengajukan pertanyaan ke Gandhi: "Gandhi, andai kamu sedang berjalan tiba-tiba menemukan paket berisi satu tas penuh uang dan satu tas penuh dengan kebijaksanaan; Mana yang kamu ambil?"

Tanpa ragu Gandhi menjawab "Ya uang lah."

Prof. Peter tersenyum sinis dan berkata "Jika itu aku, maka aku akan mengambil kebijaksanaan."

Gandhi menjawab: "...seseorang itu mengambil apa yang tidak dia punya."

Prof. Peter hilang akal, tidak bisa berkata apa-apa. Dengan penuh kemarahan dia menulis kata "idiot" pada lembar jawaban ujian Gandhi dan  memberikan ke Gandhi.

Gandhi mengambil dan duduk sambil berusaha keras tetap tenang.

Beberapa menit kemudian Gandhi berdiri dan menghampiri sang professor seraya berkata dengan sangat sopan, "Prof. Peter, Anda hanya menanda tangani lembar jawaban saya tapi belum memberi nilai." �

Bersikaplah tenang dan bijak apabila ada orang yang membenci kita. Sebab semakin dia membenci kita semakin banyak kebodohan yang akan dibuatnya.

Di dalam dunia yang penuh dengan kompetisi, ingatlah untuk tetap rendah hati sehingga kejadian berikut ini bisa terjadi :

"First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win." (Mahatma Gandhi)

Burung Perak Burung Emas

Ada seorang penebang kayu, setiap hari ke gunung mencari kayu bakar, hari demi hari berlalu, hidup dalam kesederhanaan.

Pada suatu hari, ketika penebang kayu naik ke gunung seperti biasa, ia melihat seekor burung perak yang terluka. Sekujur badan burung perak dibaluti dengan bulu berwarna perak yang gemerlap, dengan gembira sang penebang kayu berkata : “Wah! Seumur hidup belum pernah saya melihat burung yang begitu indah!” Lalu, burung itu pun dibawa pulang olehnya, dan dengan telaten mengobati luka si burung perak.

Selama proses penyembuhan, burung perak selalu berkicau setiap hari untuk penebang kayu, sang penebang pun hidup dalam sukacita setiap hari. Suatu hari, tetangga melihat burung perak penebang kayu, lalu memberitahu penebang kayu kalau ia pernah melihat burung emas. Burung emas jauh lebih indah ribuan kali daripada burung perak, selain itu juga kicauannya lebih merdu daripada burung perak. Mendengar itu, penebang kayu tampak merenung, ternyata ada burung emas ya!?

Sejak itu, pikiran penebang kayu hanya terpaku pada burung emas, tidak lagi mendengar kicauan burung perak yang jernih melengking, dan hari-hari yang dilewati pun semakin tidak bahagia. Suatu hari, si penebang kayu duduk di teras, memandangi mentari senja, sambil membayangkan seperti apakah indahnya burung emas itu ?

Saat itu, burung perak mulai sembuh dari lukanya, dan berencana hendak pergi. Burung perak terbang rendah menghampiri penebang kayu, lalu berkicau menyanyikan lagu terakhir untuk penebang kayu. Usai mendengar kicauan burung perak, penebang kayu berkata dengan nada kecewa : “Meskipun suaramu bagus, tapi tidak bisa dibandingkan dengan burung emas. Mekipun bulu kamu indah, tapi tak seindah burung emas.”

Seusai bernyanyi, burung perak pamit sambil berputar tiga lingkaran di sisi penebang kayu, terbang menuju ke arah mentari senja. Penebang kayu memandangi burung perak yang terbang menjauh, tiba-tiba ia melihat burung perak itu berubah menjadi burung emas yang indah di bawah temarat cahaya mentari senja! Ternyata burung emas yang dilihat tetangganya itu adalah burung perak di bawah pancaran sinar mentari senja! Burung emas yang diimpikannya itu ada di sana, tapi burung emas itu telah terbang jauh, jauh, semakin jauh, da tidak akan pernah kembali lagi.

Orang-orang dekat Anda yang selalu memberikan perhatian untuk Anda itu mungkin adalah isteri, suami, teman, bawahan Anda dan sebagainya. Mungkin karena sudah lama selalu bersama, Anda telah melupakan kehadirannya, bahkan sudah menjadi biasa, atau bahkan seperti sang penebang kayu, ingin mencari seekor burung emas yang lebih bagus daripada burung perak. Namun, ketika burung perak terbang menjauh, baru Anda sadari ternyata burung emas itu adalah burung perak yang setiap hari selalu berada di sisi anda.

Rabu, 07 Desember 2016

Menyangkut Diri Sendiri

Ada seorang yang membuka bisnis kebun binatang.

Di pintu masuknya, dia pasang  tarif ticket 30 dolar/orang tp tdk ada 1 orangpun yg masuk.....

Karena beberapa lama  tidak ada pengunjung maka harga ticketpun ia  turunkan menjadi 20dolar dan tetap tidak 1 orangpun mau masuk....

Dikarenakan masih tidak tidak ada juga pengunjung akhirnya ia kembali turunkan tarif ticket menjadi 10 dolar dan tetep tidak ada pengunjung yang masuk !!

Akhirnya di tulislah pengumuman:
*"MASUK GRATIS"*
Kemudian banyak org yang rebutan masuk.

Ketika pengunjung di dalam penuh, si  owner ini membuka semua pintu kandang binatang buas Singa..., Harimau..., Serigala..., Ular.... & pintu keluarnya sudah di Kunci !

(Lalu Di pintu keluar di tulis:
*"Keluar Bayar 500 dolar !!"*

Banyak orang berebut bayar..

Sabtu, 26 November 2016

Memberi dari yang kau punya

Suatu hari ada seorang wanita muda yang datang kepada guru bijak dan bertanya; Guru mengapa ya kok ada orang yang kerjanya setiap hari itu menghujat orang lain dengan kata-katanya yang pedas dan kasar ya??? Mengapa sy tidak pernah mendengar sekalipun ia memuji orang lain, kalaupun memuji itu malah bentuknya seperti sindiran yang menyakitkan. Dengan lembut sang guru bijak berkata; Begini ya nak, jika kamu hanya punya gula maka yang kamu bisa berikan pada orang lain itu ya gula yang manis... Begitupun jika kamu cuma punya sambal, yang kamu bisa berikan pada orang lain itu ya cuma sambal yang pedas... Jadi jika ada orang yang selalu berkata-kata pedas pada orang lain, mungkin yang dia punya ya cuma itu. Dan tidak ada yang lainnya lagi yg bisa dia berikan pada orang lain. Nah pertanyaannya, kamu sendiri sekarang punya apa yang ingin kamu bagi dan berikan pada orang lain...??? Kata-kata yang manis atau yang pedas ??? Karena sesungguhnya kamu tidak bisa membagi atau memberi apa yang kamu tidak miliki dalam diri dan pikiran kamu. Wanita muda itu tiba-tiba saja terdiam... dan merenungkan apa yang baru saja dia dengar dari sang guru bijak... Berusaha bertanya pada batin kecilnya, terutama pada bait : "Nah pertanyaannya, KAMU SENDIRI SEKARANG PUNYA APA YANG INGIN KAMU BAGI & BERIKAN PADA ORANG LAIN...???"😭 "Kata-kata yang MANIS atau yang PEDAS ???" "Karena sesungguhnya kamu TIDAK BISA membagi atau memberi apa yang kamu TIDAK MILIKI dalam diri dan pikiran kamu."🙏 ---------------------------- RENUNGANNYA : ==================== Bersihkan HATI & PIKIRANmu dari Rasa IRI, BENCI, DENGKI & DENDAM, Maka semuanya akan mengalir & terIMPLEMENTASI dengan sendirinya TANPA adanya PAKSAAN atau KEMUNAFIKAN sekalipun. Jalani semuanya dengan ikhlas dan sabar...

Rabu, 19 Oktober 2016

Opini Membunuh

Bagaimana SEEKOR KERBAU BISA MATI  HANYA KARENA SEBUAH OPINI...

1. Sehabis pulang dari sawah kerbau rebahan dikandang dengan wajah lelah dan nafas yang berat. Datanglah seekor anjing, kemudian kerbau berkata: "aah..temanku aku sungguh lelah dan kalau boleh besok aku ingin istirahat sehari saja"

2. Anjing pergi dan ditengah jalan dia berjumpa dengan kucing yang sedang duduk di sudut tembok, kemudian anjing berkata: "tadi saya bertemu dengan kerbau dan dia besok ingin beristirahat dulu. Sudah sepantasnya sebab boss beri kerjaan terlalu berat"

3. Kucing lalu bercerita kepada kambing: "kerbau komplain boss kasi kerjaan terlalu banyak dan berat, besok dia tdk mau kerja lagi"

4.Kambing pun bertemu ayam dan dia berkata: "kerbau tidak senang bekerja dgn boss lagi , mungkin ada pekerjaan yang lebih baik lagi".

5. Ayam pun berjumpa dengan monyet dan dia bercerita pula: "kerbau tidak akan kerja lagi untuk boss dan ingin kerja ditempat yg lain".

6. Saat makan malam monyet bertemu boss dan berkata: "boss si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifat nya dan ingin meninggalkan boss untuk kerja di boss yg lain"

7. Mendengar ucapan monyet sang boss marah besar dan tanpa bertanya terlebih dahulu dia lalu menyembelih si kerbau karena dinilai telah berkhianat kepadanya.

Ucapan asli kerbau: SAYA LELAH DAN BESOK INGIN ISTIRAHAT SEHARI.

Lewat beberapa teman ucapan ini telah berubah dan sampai kepada sang boss menjadi: "si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifatnya dan ingin meninggalkan bossnya dan kerja pada boss yg lain".

Apa yang sangat baik utk disimak?

Kamis, 13 Oktober 2016

Pola Pikir

Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing di luar kota. Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar, mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat efek sampingnya. Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang menjadi cemas. Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang diare. Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan makanan. Kemudian sang dokter mulai mencari sebab-musabab kematian si anjing yang dijadikan hewan percobaan tersebut. Ketika dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas mobil. Apa yang menarik dari cerita di atas? Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan, bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri. _We see the world as we are, not as it is._ *Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat.* Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan. *Ini disebut sebagai model _See - Do - Get_.* Perubahan yang mendasar baru akan terjadi ketika ada perubahan cara melihat. ---- Ada cerita menarik mengenai sepasang suami-istri yang telah bercerai. Suatu hari, Astri, nama wanita ini, datang ke kantor Roy, mantan suaminya. Saat itu Roy sedang melayani seorang pelanggan. Melihat Astri menunggu dengan gelisah, pimpinan kantor menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang. Si Bos berkata, "Saya begitu senang, suami Anda bekerja untuk saya. Dia seorang yang sangat berarti dalam perusahaan kami, begitu penuh perhatian dan baik budinya." Astri terperangah mendengar pujian si bos, tapi ia tak berkomentar apa-apa. Roy ternyata mendengar komentar si bos. Setelah Astri pergi, ia menjelaskan kepada bosnya, "Kami tak hidup bersama lagi sejak 6 bulan lalu, dan sekarang dia hanya datang menemui saya bila ia membutuhkan tambahan uang untuk putra kami." Beberapa minggu kemudian telepon berbunyi untuk Roy. Ia mengangkatnya dan berkata, "Baiklah Ma, kita akan melihat rumah itu bersama setelah jam kerja." Setelah itu ia menghampiri bosnya dan berkata, "Astri dan saya telah memutuskan memulai lagi perkawinan kami. Dia mulai melihat saya secara berbeda tak lama setelah Bapak berbicara padanya tempo hari." Bayangkan, perubahan drastis terjadi semata-mata karena perubahan dalam cara melihat. Awalnya, Astri mungkin melihat suaminya sebagai seorang yang menyebalkan, tapi ternyata di mata orang lain Roy sungguh menyenangkan. Astrilah yang mengajak rujuk, dan mereka kembali menikmati rumah tangga yang jauh lebih indah dari sebelumnya. Segala sesuatu yang kita lakukan berakar dari cara kita melihat masalah. Karena itu, bila ingin mengubah kehidupan kita, kita perlu melakukan reformasi cara berpikir. Stephen Covey pernah mengatakan: *"Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, garaplah perilaku Anda, tapi bila Anda menginginkan perubahan-perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma Anda."* Covey benar, *perubahan tidak selalu dimulai dari cara kita melihat _(See)_. Ia bisa juga dimulai dari perilaku kita _(Do)_. Namun, efeknya sangat berbeda.* ------- Ini contoh sederhana. Seorang anak bernama Alisa yang berusia empat tahun selalu menolak kalau diberi minyak ikan. Padahal, itu diperlukan untuk meningkatkan perkembangan otak dan daya tahan tubuhnya. Betapapun dibujuk, ia tetap menolak. Dengan maksud baik, kadang-kadang ia dipaksa menelan minyak ikan. Ia menangis dan meronta-ronta. Usaha tersebut memang berhasil memaksanya, tapi ini bukan win-win solution. Si orang tua menang, ia kalah. Ini pendekatan yang dimulai dengan _*Do*_. Maka ditemukanlah cara lain yaitu dengan mengubah paradigma Alisa. Si orang tua tahu Alisa sangat suka sirup, karena itu minyak ikan tersebut di aduk dengan air dalam gelas. Ternyata, ia sangat gembira dan menikmati "sirup" minyak ikan itu. Bahkan, sekarang ia tak mau mandi sebelum minum "sirup" tersebut. Contoh sederhana ini menggambarkan proses perubahan yang bersifat inside-out (dari dalam ke luar). Perubahan ini bersifat sukarela dan datang dari Alisa sendiri. Jadi, tidak ada keterpaksaan. Inilah perubahan yang diawali dengan *_See_*. Perubahan yang dimulai dengan _Do_, bersifat sebaliknya, yaitu _*outside-in*_. Perubahan seperti ini sering disertai penolakan. Jangankan dengan bawahan, dengan anak kecil seperti Alisa saja, hal ini sudah bermasalah. Pendekatan hukum bersifat _outside-in_ dan dimulai dengan *Do*. Orang tidak korupsi karena takut akan hukumannya, bukan karena kesadaran. Pada dasarnya orang tersebut belum berubah, karena itu ia masih mencari celah-celah yang dapat dimanfaatkannya. Pendekatan SDM berusaha mengubah cara berpikir orang. Akar Korupsi sebenarnya adalah pada cara orang melihat. Selama jabatan dilihat sebagai kesempatan menumpuk kekayaan, bukannya sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan, selama itu pula korupsi tak akan pernah hilang. Inilah pendekatan _inside-out_. Memang jauh lebih sulit, tetapi efek yang dihasilkannya jauh lebih mendasar. *Cara kita melihat masalah sesungguhnya adalah masalah itu sendiri.* Karena itu, untuk mengubah kehidupan, yang perlu Anda lakukan cuma satu: Ubahlah cara Anda melihat masalah. Mulailah melihat atasan yang otoriter, bawahan yang tak kooperatif, pelanggan yang cerewet dan pasangan yang mau menang sendiri sebagai tantangan dan rahmat yang terselubung. *Orang-orang ini sangat berjasa bagi Anda karena dapat membuat Anda lebih kompeten, lebih profesional, lebih arif dan lebih sabar.* Saya menyukai apa yang dikatakan John Gray, pengarang buku _Men Are from Mars and Women Are from Venus_. Gray melihat masalah dan kesulitan dengan cara yang berbeda. Ujarnya, *"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh."* #keepSMILE #bepositive in negative zone

Senin, 10 Oktober 2016

Gajah dan Anjing Hamil

Seekor gajah dan seekor anjing hamil pada saat yang sama. Tiga bulan kemudian anjing melahirkan enam anak anjing. Lalu, enam bulan kemudian anjing itu hamil lagi, dan sembilan bulan berikutnya anjing itu melahirkan selusin anak anjing yang lain. Demikian seterusnya. Pada bulan kedelapan belas, anjing itu mendekati gajah sambil bertanya, “Apakah kau yakin bahwa kau sedang hamil? Kita hamil pada tanggal yang sama, saya telah melahirkan tiga kali untuk lusinan anak anjing dan sekarang mereka tumbuh menjadi anjing besar. Tetapi kau masih saja hamil. Apa yang sedang terjadi?” Gajah itu menjawab, “Ada sesuatu yang saya ingin kau mengerti. Apa yang saya bawa bukan anjing tetapi gajah. Saya hanya melahirkan satu bayi gajah dalam dua tahun. Ketika bayi saya menyentuh tanah, bumi akan merasakannya. Ketika bayi saya melintasi jalan, manusia berhenti dan melihat dengan kekaguman, apa yang saya bawa menarik perhatian. Jadi, apa yang saya bawa dalam perut ini perkasa dan besar.” Jangan kehilangan iman ketika kita melihat orang lain menerima jawaban atas doa-doa mereka. Jangan merasa iri atas kesaksian orang lain. Jika kita belum menerima berkat kita sendiri, jangan merasa putus asa. Berkatalah pada diri sendiri, “Waktu saya akan tiba, dan ketika menyentuh permukaan bumi, orang akan berdecak kagum.”

Beban Hidup

2 orang sahabat sedang menuju sebuah kota yg jauh. Tiba2 mobil mogok. Bingung karena hari menjelang sore. Padahal diramalkan akan ada hujan salju. Maka mereka sepakat utk jalan secepatnya sebelum malam menjelang. Ketika melewati kaki bukit mereka mendengar ada rintihan. Mereka cari dan kelihatan ada celah jurang yg tak terlalu dalam. Mereka meneriaki orang tadi. Ternyata korban begal yg dilempar ke jurang tadi. Karena kakinya patah, org tadi tak bisa memanjat. Lalu A & B berdebat apakah akan menolong org ini atau tidak. A bersikeras sebaiknya ditinggal saja karena kalau menolong korban ada resiko mati kedinginan bertiga oleh dinginnya hujan salju. Sedangkan B juga bersikeras untuk menolong korban karena tidak mau menyesali di kemudian hari. Perasaan berdosa meninggalkan orang malang tak berdaya. Akhirnya A memutuskan utk melanjutkan perjalanan dan berjanji akan mencari pertolongan kalau sudah sampai di kota. Dan B segera bergegas menuruni jurang itu. Si korban begal sangat berterima kasih diantara rintihan sakitnya. Lalu B memanggul korban dan terhuyung2 menaiki lereng jurang. Ia berkeringat penuh susah payah utk mencapai jalan raya. Setelah beristirahat sejenak, salju mulai turun dan udara tiba2 seperti beku. Karena tidak ada satu mobilpun yg lewat, maka B memutuskan utk melanjutkan perjalanan ke arah kota. Dengan sempoyongan memanggul korban begal itu, dan berorientasi pada cahaya kelip2 dari kota yg dituju, B meneguhkan hatinya utk terus berjalan. Tiba2 ia tersandung sesuatu didlm timbunan salju. Jatuh terjerembap bersama. Lalu B coba mengais2 salju. Apa ini yg menyandungku, pikirnya. Di badan jalan pula... Terkejutlah ia bahwa yg teronggok ditimbun salju tadi adalah A, sahabatnya yg tadi memutuskan utk berangkat duluan ke kota. Setelah meminggirkan jenazah A, B lalu memanggul kembali si korban dan berjalan lagi ke kota. Mereka tiba di pinggiran kota dan mendapat pertolongan. ------ Kata Romo Dwijoko, itulah beban hidup yg justru menghidupkan. Kalau secara scientific, dua orang yg nempel berdekatan akan men-generate panas dg panas tubuh masing2 lalu terjadi synergy. Jadi dengan kerja otot si B memanggul bebannya, tubuhnya menjadi panas. Lalu bersynergy dg panas tubuh korban begal, maka mereka berdua selamat dari suhu beku bersalju. Beban hidup adalah resiko orang hidup. Sesuatu yg tak bisa dihindari. Yang bisa menghimpit nafas. Tapi beban itu justru bisa menghidupkan. Tuhan bekerja dengan sangat nyata. Korban begal patah kakinya menjadi perlindungan B dari suhu udara yg mematikan. Carilah Tuhan karena Ia Maha Rahim. Mungkin bebanmu tak segera diangkatNya karena kau lebih membutuhkan beban tadi utkmu tetap hidup. Semua terjadi gara2 pilihanmu memutuskan. Ketika engkau setia dengan amanatNya -yg bisa berupa beban- maka keselamatan menantimu.

Jumat, 29 Juli 2016

Beda Pengajar dan Guru

PENGAJAR mengambil alih tanggung jawab atas pertumbuhan anda. Guru membuat anda bertanggung jawab atas pertumbuhan anda sendiri. Pengajar memberi anda hal-hal yang tidak anda miliki dan tidak anda butuhkan. Guru menghilangkan hal-hal yang anda miliki yang tidak anda butuhkan. Pengajar menjawab pertanyaan anda. Guru mempertanyakan jawaban anda. Pengajar membantu anda keluar dari labirin. Guru menghancurkan labirin itu. Pengajar menuntut kepatuhan dan disiplin dari murid. Guru menuntut kepercayaan dan kerendahan hati murid. Pengajar mengenakan busana kepada anda dan menyiapkan anda untuk perjalanan ke luar. Guru menelanjangi anda dan menyiapkan anda untuk perjalanan batiniah. Pengajar adalah seorang pemandu jalan. Guru adalah penunjuk jalan. Pengajar mengirim anda ke jalan menuju sukses. Guru mengirim anda ke jalan menuju kebebasan. Pengajar menjelaskan dunia dan hakikat alamiahnya kepada anda. Guru menjelaskan diri anda sendiri dan hakikat alamiah anda. Pengajar membuat anda mengerti bagaimana bergerak di dunia. Guru menunjukkan di mana posisi anda dalam hubungan dengan dunia. Pengajar memberi anda pengetahuan dan mendorong ego anda. Guru menghapus pengetahuan anda dan menusuk-nusuk ego anda. Pengajar menginstruksi anda. Guru mengkonstruksi anda. Pengajar mempertajam pikiran anda. Guru membuka pikiran anda. Pengajar menunjukkan jalan ke arah kesejahteraan. Guru menunjukkan jalan ke arah kebaikan bagi keturunanmu. Pengajar mencapai pikiran anda. Guru menyentuh semangat anda. Pengajar memberi anda pengetahuan. Guru membuat anda bijaksana. Pengajar memberi anda kematangan. Guru mengembalikan anda ke ketidaktahuan. Pengajar mengajar anda bagaimana memecahkan masalah. Guru menunjukkan bagaimana menyelesaikan masalah. Pengajar adalah seorang pemikir sistematis. Guru adalah seorang pemikir lateral (kreatif). Pengajar akan menghukum anda dengan sebuah rotan. Guru akan menghukum anda dengan bela rasa. Pengajar kepada murid seperti seorang ayah kepada anak lelakinya. Guru kepada murid seperti seorang ibu kepada anaknya. Orang dapat selalu menemukan seorang pengajar. Tapi, seorang guru harus menemukan dan menerima anda. Pengajar membimbing anda dengan tangan. Guru membimbing anda dengan teladan. Bila pengajar selesai mengajar anda, anda merayakannya. Bila seorang guru selesai dengan anda, hidup merayakannya. Bila kursus sudah selesai, anda berterima kasih kepada pengajar. Bila wacana telah selesai anda berterima kasih kepada guru.

Jumat, 13 Mei 2016

MELEPASKAN UTK MENDAPATKAN

Suatu hari, seorang pemuda yang gagah namun penampilannya dekil dan bajunya compang-camping mendatangi seorang Guru. Dia berkata, "Guru, saya datang dari jauh dan telah menempuh perjalanan yang sangat jauh dan berat. Saya kesepian, menderita dan sangat letih. Sepatu saya sudah sobek dan badan saya penuh luka. Ini semua saya lakukan demi mencari jawaban atas penderitaan saya. Kenapa saya belum menemukan cahaya petunjuk sedikit pun?". Sang guru melihat pemuda ini membawa sebuah buntelan besar. "Apa isi buntelanmu itu?" tanya si guru. Si pemuda menjawab, "Isinya sangat penting bagi saya. Di dalamnya ada barang-barang yang mengingatkan saya pada setiap tangisan, ratapan, dan air mata saya. Benda-benda ini menjadi penyemangat saya dalam menempuh perjalanan berat mencari jawaban ini". "Baik, sekarang ikutlah denganku" kata si guru.Mereka berjalan sebentar dan tiba di tepi sebuah sungai kecil. Di tepi sungai itu ada sebuah perahu sampan kecil. Si guru naik ke atas sampan tersebut."Naiklah!" ajak si guru pada pemuda itu. Si pemuda itu pun naik ke atas sampan, dan mereka menyeberangi sungai tersebut.Ketika sampai di seberang, mereka berdua turun dari sampan ke tepian. Kata si guru, "Kita sudah sampai. Sekarang pikullah sampan ini, dan kita akan melanjutkan perjalanan kita". Pemuda itu kaget dan protes, "Tapi sampan ini begitu berat, mana kuat saya memikulnya?". "Benar sekali katamu itu. Ketika kita menyeberangi sungai, sampan ini sangat berguna dan besar artinya bagi kita. Namun ketika sudah siap meneruskan perjalanan kita berikutnya, sampan ini hanya akan menjadi beban saja. Kita harus meninggalkannya di tepi sungai, kalau tidak sampan ini hanya akan memberatkan langkah kita. Begitu juga dengan kehidupan kita. Penderitaan, kesepian, kegagalan, tangisan, air mata, dan bencana, semuanya sangat berguna dalam kehidupan kita. Semua itu membuat kita tabah dan kuat menghadapi tantangan hidup di masa depan. Namun pada saat kita ingin melangkah maju, kalau kita tidak melepaskan hal-hal tersebut, maka hal-hal tersebut hanya akan menjadi beban langkah kita.Letakkanlah beban itu! Kehidupan akan menjadi lebih ringan. Sekarang letakkan tasmu di sini, dan mari kita melanjutkan perjalanan" ajak si guru. Si pemuda mengikuti perintah si guru, dan melanjutkan perjalanan. Beberapa jauh kemudian si guru menanyakan perasaan si pemuda ini. Jawab si pemuda, "Kini rasanya langkahku begitu ringan dan cepat. Aku baru sadar bahwa kehidupan sebenarnya bisa dijalani dengan begitu sederhana." Masa lalu tidak sama dengan masa kini dan masa depan. Masa lalu tidak terlalu penting. Yang penting adalah masa kini dan masa yang akan datang. Orang berhasil pasti pernah jatuh dan gagal dalam hidupnya, tetapi mereka tidak terus-terusan membawa beban itu di pundaknya. Jadikan masa lalu yang baik sebagai teladan, dan masa lalu yang buruk sebagai pelajaran. Namun jangan membawa-bawa masa lalu itu sendiri ke masa depan. GBU ALL...

Kamis, 14 April 2016

Memberi = Menerima

Ada seorang kaya yang mempunyai 3 orang anak dengan harta sebanyak 19 ekor kerbau. Ketika mendekati ajalnya, dia membagikan warisan kepada ketiga anaknya dengan pesan : 1/2 untuk anak pertama, 1/4 untuk anak kedua, 1/5 untuk anak ketiga. Setelah sang ayah meninggal, ketiga anaknya membagikan kerbaunya sesuai pesan ayah mereka. Tetapi mereka menemukan kesulitan dan keganjilan bahwa masing-masing mereka akan mendapatkan bagian kerbau yang tidak utuh dan masing-masing anak tidak mau mengalah & berusaha mendapatkan bagian utuh, karena harta peninggalan sang ayah berjumlah 19 ekor kerbau. Kabar tentang pertengkaran mereka terdengar oleh seorang bapak miskin yang hanya mempunyai 1 ekor kerbau. Karena prihatin dengan hal tersebut, akhirnya sang bapak menemui mereka, dan bersedia dengan iklas memberikan kerbaunya supaya masing-masing anak mendapat bagian utuh, sehingga jumlah kerbau menjadi 19+1=20. Anak-anak itu setuju dan mereka mulai membagi : Anak pertama mendapat : 1/2 dari 20 ekor = 10 ekor Anak kedua mendapat : 1/4 dari 20 ekor = 5 ekor Anak ketiga mendapat : 1/5 dari 20 ekor = 4 ekor. Demikianlah masing-masing anak mendapatkan bagian yang utuh. Dan totalnya ternyata 10+5+4=19. AJAIB KAN?? Akhirnya tersisa 1 ekor kerbau yang diberikan kembali pada bapak miskin yang bijak tadi. PERCAYALAH... Jika kita memberi dengan iklas untuk menjadi bagian dari solusi, ternyata kita TIDAK KEHILANGAN sesuatu apapun, malah memberi manfaat bagi sesama karena Tuhan lah yang akan menggantikan semua itu. Seperti dalam kasus ini, walaupun sebenarnya sang bapak yang miskin tidak mengharapkan kerbaunya kembali, karena ia sebenarnya telah iklas menjadi bagian dari solusi itu.....!!!! PESAN MORAL : BERAMAL BERARTI TIDAK AKAN MENGURANGI HARTA YANG KITA PUNYA WALAU SEPESERPUN... AJAIB YA!!!! Cobalah dan buktikan !!! Salam ! Selamat beraktifitas..

Minggu, 10 April 2016

Penebang kayu kehilangan kapak

Alkisah, ada seorang penebang kayu. Suatu hari dia kehilangan kapaknya, sehingga dia tidak bisa bekerja. Dia mencurigai tetangganya yang mencuri kapaknya. Pagi itu ketika sang tetangga berangkat & menutupi peralatan kerjanya dengan kain, rasanya kapaknya pasti disembunyikan disana, apalagi tetangga ini senyumnya terasa tidak tulus. Pasti dia pencurinya. Besoknya, tetangganya bahkan terasa jadi ramah berlebihan karena biasanya jarang menyapa, kali ini menyempatkan berbasa-basi. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya dua hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya. Semakin dipikir semakin yakin. Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya tersimpan di laci dapur. Istrinya yg sedang keluar kota menyimpankan disana. Senang benar hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali. Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia merasa tetangga ini tidak berkelakuan seperti pencuri & senyumnya juga tulus-tulus saja. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur. Dia heran kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri? Persepsi membentuk kenyataan, pikiran kita membentuk sudut pandang kita. Apa yang kita yakini akan semakin terlihat oleh kita sebagai kenyataan. Sebagai contoh, apapun yang dilakukan orang yang kita cintai adalah baik dan benar. Anak nakal dianggap lucu, kekasih pelit dianggap berhemat, orang cerewet dibilang perhatian, keras kepala dibilang berprinsip & makanan tidak enak dibilang bergizi. Hidup tidak pernah & tidak ada yang adil, tidak ada benar salah, kita ciptakan sudut pandang kita sendiri. Kita menemukan apa yang kita ingin temukan. Apa yang terlihat bukan kenyataan, kenyataan adalah siapa kita & bagaimana kita memandang semuanya itu. Pandangan kita berubah mengikuti perubahan jaman & keadaan.

Rabu, 06 April 2016

Kisah semut & lalat

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar,” katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka. Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka. Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, “Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?” “Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.” Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, “Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?” Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama.” Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini.” Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda.

Sabtu, 26 Maret 2016

Warisan

Sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir, dia memberi pesan kepada kedua anaknya. "Anakku dua pesan penting yang ingin ayah sampaikan kepadamu untuk keberhasilan hidupmu." "Pertama : Jangan pernah menagih piutang kepada siapapun." "Kedua : Jangan pernah tubuhmu terkena terik sinar matahari secara langsung." Sang anak pun bingung dengan pesan ayahnya, dan akhirnya sang Ayah pun pergi untuk selama-lamanya. 5 tahun berlalu sang Ibu pun menengok anak bungsunya dengan kondisi bisnisnya yang sangat memprihatinkan, sang ibu pun bertanya "Wahai anak bungsuku kenapa kondisi bisnismu demikian ?" Si bungsu menjawab : "Aku mengikuti pesan Ayah bu... Saya dilarang menagih piutang ke siapapun sehingga banyak piutang yang tidak dibayar dan lama-lama habislah modal saya, pesan yang kedua ayah melarang saya terkena sinar matahari secara langsung dan saya hanya punya sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang kantor saya selalu naik taxi." Kemudian sang Ibu pergi ke tempat si sulung kali ini keadaan berbeda jauh, si sulung sukses menjalankan bisnisnya. Sang ibu pun bertanya : "Wahai si sulung kenapa hidupmu sedemikian beruntung ?" Sulung pun menjawab : "Ini karena aku mengikuti pesan Ayah bu.. Pesan yang pertama saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu saya tidak pernah memberikan utang kepada siapapun sehingga modal saya tetap utuh." "Pesan kedua saya dilarang terkena sinar matahari secara langsung, maka dengan motor yang saya punya saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam, sehingga para pelanggan tahu toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore." Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang SAMA, namun masing-masing memiliki sudut pandang atau MINDSET yang berbeda. Mereka MELAKUKAN cara yang berbeda sehingga mendapatkan HASIL yang berbeda pula. Hati-hatilah dengan Mindset kita. Mindset positif memberi hasil menakjubkan, begitu juga sebaliknya. Always think positif.

Jumat, 25 Maret 2016

PRINSIP 90/10

Oleh : STEPHEN J COVEY Bagaimana prinsip 90/10 itu ? - 10% dari hidup kita terjadi karena apa yang langsung kita alami. - 90% dari hidup kita ditentukan dari cara kita bereaksi. Apa maksudnya ? Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri anda. Contohnya : Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana anda.  Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini. Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.  Bagaimana caranya? Dari cara reaksi anda !! Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol reaksi anda. Marilah kita lihat contoh dibawah ini :    Kondisi 1 Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda tersiram. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi. Reaksi anda : Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda. Anak anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri anda dan mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung meja.    Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis. Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil dengan kecepatan 70 km/jam, padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam. Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,- karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.    Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau tas anda tertinggal di rumah.    Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah. Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan istri dan anak anda.    Mengapa ? Karena cara anda bereaksi pada pagi hari.    Mengapa anda mengalami hari yang buruk ? 1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ? 2. Apakah penyebabnya karena anak anda ? 3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ? 4. Apakah anda penyebabnya ? Jawabannya adalah No. 4 yaitu anda sendiri !! Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab hari buruk anda. Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya anda sikapi.    Kondisi 2    Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda berkata lembut : "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas, secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat anak anda sedang naik bis sambil melambaikan tangan ke anda.  Anda kemudian mengecup lembut pipi istri anda dan mengatakan : "Sampai jumpa makan malam nanti." Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menyapa staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di kantor. Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ? 2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan kondisi berbeda. Mengapa ? Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi ! Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90% tergantung dari reaksi anda sendiri. Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing.  Biarkan serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan komentar buruk tersebut mempengaruhi anda. Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan : Kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan. Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat masuk kantor? Apakah anda akan marah? Memukul stir mobil? Memaki-maki? Apakah tekanan darah anda akan naik cepat? Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik? Kenapa anda biarkan kondisi tersebut merusak hari anda?    Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat terselesaikan. Contoh lain : - Anda dipecat. Mengapa anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir? Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain. - Pesawat terlambat. Kondisi ini merusak seluruh schedule anda. Kenapa anda marah-marah kepada petugas tiket di bandara? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa yang terjadi. Kenapa harus stress? Kondisi ini justru akan memperburuk kondisi anda. Gunakan waktu anda untuk mempelajari situasi, membaca buku yang anda bawa, atau mengenali penumpang lain. Sekarang anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian anda dan anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan hasilnya sangat menakjubkan. Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita mengerti cara menggunakan prinsip 90/10. NIKMATILAH HIDUP INI.

Minggu, 28 Februari 2016

GIVE AND GIVE

Pada jaman Tiongkok Kuno, ada seorang petani mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu dan mempunyai anjing-anjing galak. Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar domba-domba petani. Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tapi ia tidak mau peduli. Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa domba, sehingga terluka parah. Petani itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim. Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dan berkata; "Saya bisa saja menghukum pemburu itu, memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya, tapi Anda akan kehilangan seorang sahabat dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, sahabat atau musuh yang jadi tetanggamu?” Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang Sahabat. "Baik, saya akan menawari anda sebuah solusi yang mana anda harus menjaga domba-domba anda, supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga anda tetap sebagai teman”. Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim. Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada 3 anak tetangganya itu, yang mana mereka menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut. Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing pemburunya.Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah mengganggu domba-domba pak tani. Sebagai rasa terima kasih atas kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani. Sebagai balasannya, petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya. Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi Sahabat yang baik. Jika Anda berkumpul dengan serigala, Anda akan belajar melolong. Tapi jika Anda bergaul dengan Rajawali, Anda akan belajar cara terbang mencapai ketinggian yang luar biasa. Kenyataan yang sederhana tetapi benar, bahwa Anda menjadi seperti orang yang bergaul dekat dengan Anda. Karena itu, carilah Sahabat SEJATI. Anda boleh memiliki segala-galanya, namun hidup tidak akan bahagia tanpa sahabat sejati.....!!! Persahabatan tidak ada sangkut pautnya dengan harta, jabatan dan popularitas. Persahabatan yang di dapat dari uang, pangkat dan ketenaran bukan persahabatan sejati, melainkan hanya pergaulan dangkal yang penuh kepalsuan, yang egois, materialis, munafik dan penuh kebohongan. Persahabatan sejati lahir dari kasih, ketulusan, kepercayaan, kejujuran, kesetiaan dan kebersamaan. Itu sebabnya persahabatan itu indah, tidak dapat di nilai dengan harta benda, tidak dapat di perjual-belikan. Sudahkah Anda memiliki persahabatan sejati dalam hidup ini? Apa sesugguhnya arti dari sahabat ? Sahabat adalah orang yang selalu ada di dekat kita. Orang yang menangis dan tertawa bersama dengan kita. Orang yang tidak menjauhi kita saat kesulitan datang dalam hidup kita. orang yang selalu siaga 24 jam saat kita membutuhkan teman. Lebih dari itu sahabat sebenarnya adalah orang yang bisa melihat dan menegur kita serta berbicara dari hati ke hati. Sebuah ungkapan Tiongkok Kuno mengatakan, “CARA TERBAIK UNTUK MENGALAHKAN DAN MEMPENGARUHI ORANG ADALAH DENGAN KEBAJIKAN"GIVE AND GIVE, NOT TAKE AND GIVE...

Rabu, 10 Februari 2016

MENJADI MANUSIA YANG BAHAGIA

"Engkau mungkin memiliki kekurangan, merasa gelisah dan kadangkala hidup tak tenteram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot. Ada banyak orang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu. Aku ingin mengingatkanmu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan. Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan. Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan. Bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan. Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama. Menjadi bahagia adalah mengakui bahwa hidup ini berharga, meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat-saat krisis. Menjadi bahagia bukanlah sebuah takdir, yang tak terelakkan, melainkan sebuah kemenangan bagi mereka yang mampu menyongsongnya dengan menjadi diri sendiri. Menjadi bahagia berarti berhenti memandang diri sebagai korban dari berbagai masalah, melainkan menjadi pelaku dalam sejarah itu sendiri. Bukan hanya menyeberangi padang gurun yang berada diluar diri kita, tapi lebih dari pada itu, mampu mencari mata air dalam kekeringan batin kita. Menjadi bahagia adalah mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat kehidupan. Menjadi bahagia bukan merasa takut atas perasaan kita. Melainkan bagaimana membawa diri kita. Untuk menanggungnya dengan berani ketika diri kita ditolak. Untuk memiliki rasa mantab ketika dikritik, meskipun kritik itu tidak adil. Dengan mencium anak-anak, merawat orang tua, menciptakan saat-saat indah bersama sahabat-sahabat, meskipun mereka pernah menyakiti kita. Menjadi bahagia berarti membiarkan hidup anak yang bebas, bahagia dan sederhana yang ada dalam diri kita; memiliki kedewasaan untuk mengaku "saya salah", memiliki keberanian untuk berkata "maafkan saya". Memiliki kepekaan untuk mengutarakan "Aku membutuhkan kamu" ; memiliki kemampuan untuk berkata "Aku.... Dengan demikian hidupmu menjadi sebuah taman yang penuh dengan kesempatan untuk menjadi bahagia. Di musim semi-mu, jadilah pecinta keriangan. Di musim dingin-mu, jadilah seorang sahabat kebijaksanaan. Dan ketika engkau melakukan kesalahan, mulailah lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan lebih bersemangat dalam menjalankan kehidupan. Dan engkau akan mengerti bahwa kebahagiaan bukan berarti memiliki kehidupan yang sempurna, melainkan menggunakan airmata untuk menyirami toleransi, menggunakan kehilangan untuk lebih memantabkan kesabaran, kegagalan untuk mengukir ketenangan hati, penderitaan untuk dijadikan landasaan kenikmatan, kesulitan untuk membuka jendela kecerdasan. Jangan menyerah... Jangan berhenti menghasihi orang orang yang engkau cintai. Jangan menyerah untuk menjadi bahagia karena kehidupan adalah sebuah pertunjukan yang menakjubkan. Dan engkau adalah seorang manusia yang luar biasa!" - Paus Fransiskus -

Rabu, 27 Januari 2016

Ular diserang gergaji

Seekor ular cobra memasuki gudang tempat bekerja tukang kayu yg sdh pulang utk istirahat, sudah menjadi kebiasaan tukang kayu membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan tanpa merapikannya, ketika ular masuk kedalam gudang tanpa sengaja merayap diatas gergaji. Tajamnnya mata gergaji menyebabkan perut si ular terluka tetapi ular beranggapan gergaji itu menyerangnya, ular pun membalas dengan mematok gergaji itu berkali-kali, serangan itu mengakibatkan luka parah dibagian mulutnya. Marah dan putus asa si ular mengerahkan kemampuannya, jurus terakhir untuk mengalahkan musuhnya ular pun membelit kuat gergaji itu maka tubuhnya pun terluka amat parah dan akhirnya ular pun mati. Terkadang disaat kita marah kita begitu ingin melukai orang lain, tetapi sesungguhnya tanpa kita sadari yang dilukai adalah diri kita sendiri. Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan disaat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali dikemudian hari. “Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya". Mari kita belajar menahan emosi kita dan memiliki pengendalian diri.

Petapa Muda dan Kepiting

Suatu ketika di sore hari yang sejuk, nampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan. Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai, sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana nampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras. Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting. Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya. Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting. Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?” “Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa mahluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik. Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.” “Lihat, Anak muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong mahluk lain, tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, bukan?” Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang paman ajarkan.” Mempunyai sifat belas kasih, mau memperhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orang tua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, seringkali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu. Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.

Sial atau beruntung?

Saya pernah nanya begini kepada beberapa orang peserta pelatihan: "Misalnya anda bangun terlambat menuju ke bandara. Secara kalkulasi jelas gak bakalan kekejar. Tapi anda teruskan itu perjalanan ke bandara. Eh lha kok macet parah. menurut anda sial atau beruntung? Peserta : "Sial pak ... Udah bangun telat eh kena macet" Saya : "Lha ... Ternyata pesawat anda delay penerbangannya 4 jam. Sehingga anda bisa naik pesawatnya, alias enggak ketinggalan. Ini anda sial atau beruntung?" Peserta : "Wah ya beruntung pak" Saya : "Nah di ruang tunggu yang sama, ada orang yang mengejar kerjasama bisnis. Kalau terlambat ia kehilangan proyek bernilai milyaran rupiah. Gara-gara delay pesawatnya, dia kehilangan proyek itu. Menurut anda, orang itu sial atau beruntung?" Peserta : "Sial pak" Saya: "Nah, tapi beberapa bulan kemudian. Ternyata teman orang itu, yang memenangkan proyek karena orang itu pesawatnya delay, ternyata temannya kena tipu milyaran rupiah. Gara-gara pesawat delay 4 jam, orang itu tidak kena tipu. Orang itu sial atau beruntung?" Peserta : "Ya beruntung pak" Dari percakapan di atas, nampak bahwa sebenarnya penilaian kita atas peristiwa bisa berubah seiring waktu. Ya, seiring waktu, lalu ada kejadian lain setelahnya, maka judgement kita atas peristiwa, bisa berbalik 180 derajat. Sebuah peristiwa yang kita katakan sial pada suatu waktu, 6 bulan, 1 tahun, 10 tahun mendatang, bisa jadi malah kita syukuri. Mungkin saja, ada kejadian pagi ini, kemaren, 1 tahun lalu, 5 tahun lalu yang masih sulit anda terima. "Beruntung dimananya? Jelas jelas saya disakiti?". Mungkin begitu penilaian anda. Tapi, lihat saja seiring waktu berlalu. Karena semua hal dalam hidup tidaklah tetap. Semuanya mengalir. Semuanya berubah. Penderitaan dimulai, saat Kita kaku dalam menilai. Kita terus menerus memegang penilaian atas sebuah peristiwa yang tidak enak. Dan menutup mata, terhadap peristiwa kelanjutannya. Yang mana sebenarnya peristiwa kelanjutannya itu, menjelaskan fungsi dari peristiwa tidak enak yang sebelumnya. Kita akan tersesat di Jakarta, kalau menelusuri kota Jakarta tahun 2015, dengan menggunakan peta Jakarta tahun 1950. Kita perlu mengupdate peta kota Jakarta yang kita miliki. Karena Jakarta terus berubah. Kita pun akan tersesat dalam hidup, saat kita tidak mengupdate peta penilaian kita atas peristiwa. Kita melihat orang, dengan peta penilaian jadul. Kita menilai peristiwa dengan peta yang kadaluarsa. Bisa jadi orang yang kita benci 5 tahun lalu, sekarang dia berubah 180 derajat jadi orang baik. Lalu mengapa masih jadi penderitaan bagi kita? Karena kita masih memegang erat peta lama dalam menilai orangnya. Mari kita update peta kehidupan kita. Semoga bermanfaat

Kamis, 21 Januari 2016

Tuhan itu Pemulung

Suatu ketika seorang Guru bertanya kepada Murid-Muridnya tentang SIAPA itu TUHAN ?!?

Steven - Ayahnya Hakim -,
menjawab :  Tuhan itu adalah HAKIM yang MENGADILI orang jahat.

Albert, - yang Ayahnya seorang Dokter -.
Menjawab : Tuhan adalah DOKTER yang bisa MENYEMBUHkan segala penyakit.

Michael - Papanya KONGLOMERAT -,
Menjawab : Bahwa Tuhan adalah YANG BISA MEMBERIKAN SEGALAnya.

Semua anak ditanya & jawabnya adalah PERSPEKTIF mereka terhadap PEKERJAAN Bapaknya di dunia.

Tibalah giliran Sarjo yang akan ditanya oleh Guru.
Guru tahu bahwa Sarjo TIDAK SEMAPAN teman-temannya yang hidupnya BERKECUKUPAN. Kepala Sarjo MENUNDUK kebawah, TIDAK BERANI menatap Gurunya.

Sang Guru lalu bertanya kepada Sarjo, siapakah Tuhan itu ?!?

Dgn SUARA LEMAH Sarjo menjawab bahwa TUHAN itu adalah seorang
" PEMULUNG ". Tiba-tiba kelas menjadi  RICUH & RIBUT dengan jawaban Sarjo, bagaimana bisa Tuhan itu seperti " PEMULUNG ". Lalu Guru pun bertanya, kenapa Sarjo bilang kalau Tuhan itu " PEMULUNG " ?!?

Lalu Sarjo menjawab dengan MENENGADAHKAN MUKAnya, Sarjo berkata bahwa seorang pemulung MENGAMBIL barang-barang yang TIDAK BERGUNA & MENGUMPULKANnnya, MEMBERSIHKANnya, SEHINGGA MENJADI BERGUNA.

Bapak saya juga MEMUNGUT saya dari jalanan dan MEMBAWA PULANG saya kerumahnya, saya diasuhnya, disekolahkan, dididiknya sehingga MENJADI BERGUNA. Jika Bapak saya TIDAK MENGAMBIL saya, entah JADI APAKAH NASIB saya sekarang dijalan.

Demikianlah Tuhan menjadi seperti seorang
" PEMULUNG " yang MENGAMBIL yang TIDAK BERGUNA menjadi BERGUNA.

Semua kelas TERDIAM & tanpa terasa sang guru MENETESKAN AIR MATA. Lalu DIPELUKnya Sarjo dengan erat sambil MENANGIS  TERHARU.
Seisi kelas yg tdnya HENING, mulai terdengar ISAKAN di semua kursi sampai SESUNGGUKAN. 😢😢😢

TUHAN amat MENGASIHI kita. Setiap kita BERHARGA dimataNya. Tuhan  memberkati.

Minggu, 03 Januari 2016

Balon Kebahagiaan

Pada suatu acara seminar yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta, tiba2 sang Motivator berhenti berkata-kata & mulai memberikan balon kepada masing2 peserta. Dan kepada mereka masing2 diminta untuk menulis namanya di balon2 tsb dgn menggunakan spidol.

Balon2 itu semuanya lantas dikumpulkan & dimasukkan ke dalam ruangan lain. Begitu rampung, semua peserta disuruh masuk ke ruangan itu & diminta utk menemukan balon yg telah tertulis nama mereka. Mereka diberi waktu hanya 5 menit. Semua orang dg panik mencari balon dg nama mereka, bertabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang lain disekitarnya sehingga terjadi kekacauan.

Waktu 5 menit sudah usai, tdk ada seorgpun yang bisa menemukan balon mereka sendiri.

Lalu di waktu berikutnya Sang Motivator meminta kepada Peserta untuk secara acak mengambil sembarang balon & memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di atasnya. Dalam beberapa menit semua orang punya balon dengan nama mereka sendiri.

Akhirnya sang Motivator berkata :

"Kejadian yg baru terjadi ini mirip dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri, mirip dengan mencari balon mereka sendiri, dan banyak yg gagal

Mereka baru berhasil mendapatkannya ketika mereka memberikan kebahagiaan kepada orang lain, mirip Dengan memberikan balon tadi kepada pemiliknya"

Kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan orang lain. Beri kebahagiaan kepada orang lain, maka anda akan mendapatkan kebahagiaan anda sendiri...

Tuhan Tidak Ada

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.

“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, apa yang terjadi di jalanan itu menunjukkan bahwa Tuhan itu tidak ada? Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, mengapa ada orang sakit??, mengapa ada anak terlantar??"

"Jika Tuhan ada, pastiah tidak akan ada orang sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker, istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,” Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??”.
“Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,” Si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!” sanggah si tukang cukur.
”Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui.” Itulah point utama-nya!.

Sama dengan Tuhan, Tuhan itu juga ada, tapi apa yang terjadi… orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Apakah Tuhan harus memaksa untuk datang kepada-Nya baru dunia tidak ada kesusahan? Semua kembali pada diri kita masing-masing.