Senin, 11 Juni 2012

FENG SHUI

FENG SHUI
Banyak yang telah mendengar atau mengetahui walau kata “FENG SHUI” ini dan mempunyai pandangan tertentu tentang hal ini. Baik yang positif maupun yang negatif atau pun yang tidak percaya. Dan bagaimana hubungannya dengan keimanan kita terhadap Yang Kuasa? Dan berkaitan perayaan Imlek kemarin, maka tim Pewartaan HTBSPM beberapa waktu lalu memberanikan diri untuk mengupas Feng Shui ini.
Dan dari beberapa nama yang masuk ke tim Pewartaan, kami berhasil meminta kesediaan Bapak Dr Herman Wiliardi, MSP sebagai pembicara untuk acara Bina Iman Dewasa pada tanggal.
Bapak Herman adalah praktisi konsultan feng shui dan pemraktek pengobatan dengan energi prana. Beliau juga dosen di Unpar untuk kuliah “Feng Shui dalam arsitektur”.
Feng Shui
Feng shui (Mandarin: 風水) adalah ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan Surga (astronomi), dan Bumi (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. 
Istilah fengshui dan hongsui adalah sama, bedanya hanya terletak pada dialek saja, fengshui adalah dialek Mandarin, sedangkan hongsui adalah dialek Hokkian. Secara harfiah, huruf feng atau hong berarti angin, dan huruf shui atau sui berarti air, jadi fengshui atau hongsui adalah angin dan air.
Feng Shui ini merupakan hasil penelitian nenek moyang beribu tahun silam yang mengumpulkan data dan gejala alam sehubungan dengan kehidupan manusia. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan mereka, kesimpulan dan gejala alam yang terjadi disarikan dalam Feng Shui. Jadi tidak lah tepat dikatakan Feng Shui itu mistik, apalagi musrik. Yang menjadi musrik itu adalah anggapan atau kepercayaan yang menganggap bahwa apa yang dianjurkan Feng Shui tersebut pasti terjadi, seperti meramal masa depan. Namun yang disarankan, Feng Shui hanyalah usaha manusia untuk mendapatkan hasil atau kondisi yang lebih baik, sebagaimana kita untuk dapat makan kita tetap harus bekerja. Soal pekerjaan kita mugkin mencukupi atau tidak, itu lain soal. Begitu juga Feng Shui, mungkin berhasil mungkin tidak.
Apa itu Feng Shui
Setelah dipelajari saat ini, keilmuan Fengs Shui pada dasarnya adalah mempelajari aliran energi atau Chi yang ada dan beredar di jagad raya ini. Energi bisa berbentuk panas, kimia, gerak, cahaya, elektromagnetis dan lain-lain. Nah, aliran dalam peredaran di dalam rumah, misalnya, sangat terpengaruh oleh denah rumah atau situasi rumah. Perdedaran yang mandeg atau terhambat dan tidak sempurna akan menyebabkan masalah pula pada yang seharusnya memanfaatkan energi tersebut (tuan rumah misalnya).
Tentang energi atau Chi sendiri agak abstrak (intangible), tapi dapat dirasakan. Dalam merasakan tiap orang punya persepsi atau tangkapan yang berbeda. 
Sewaktu dipraktekkan, karena peserta penasaran, Pa Herman menyuruh semua peserta untuk meletakkan tangan kiri terbuka diatas kaki secara santai. Dengan gerakan tertentu, Pa Herman mentransfer energi ke telapak tangan peserta. Dan reaksinya berbeda-beda, ada yang terasa panas, ada yang terasa geli, ada yang gatal, ada yang seperti digaruk-garuk dan lain-lain. Itu yang terungkap saat mereka ditanya. Ada juga yang tidak merasa apa-apa. Tapi itulah energi, mengalir dan mungkin ada yang bisa merasakan, ada juga yang tidak. 
Sebagaimana juga akupuntur (tusuk jarum) pada manusia, apa sih yang ditusuk? Bukan syaraf atau urat, tetapi titik Chi atau energi. Orang kedokteran barat pernah penasaran dan membelah titik akunpuntur tersebut, dan kecele. Tidak terdapat apa-apa kecuali daging aja. Nah itu yang membuat anggapan bahwa energi itu ada tapi tidak kasat mata.
Manfaat Feng Shui
"Pada dasarnya semua yang ada di jagad raya ini adalah energi (panas, kimia, gerak, cahaya, elektromagnetis dan lain-lain). Dalam ukuran kecil, ruang tempat kita berdiam dan rumah kita juga tidak terbebas dari energi tersebut. Sirkulasi energi dalam rumah, akan berpengaruh pada banyak aspek kehidupan penghuninya, salah satunya adalah aspek kesehatan. Asal muasal energi ada dalam lingkungan kita. Jika membayangkan posisi dan pergerakan bumi tempat berpijak manusia dalam ukuran yang lebih makro (alam semesta) maka kita akan sampai pada pergerakan orbit yang menghasilkan sebuah gerak keteraturan, atau yang dalam ukuran lebih mikro disebut siklus. Dengan demikian faktor waktu - kapan kita tinggal di sebuah bagian bumi, kapan rumah tinggal kita dibangun - ikut menentukan bagaimana siklus energi yang mengalir di dalamnya.
Tenaga yang mempengaruhi setiap jengkal ruang dalam rumah kita sebagai energi per satuan waktu pada areal tertentu di permukaan bumi. Berdasar metode tertentu, bisa dipelajari cara-cara menyiasati aliran energi yang baik di dalam lingkungan tempat tinggal kita. Para ahli fengshui sudah membuat dan menyebarluaskan berbagai metode tersebut. 
Secara prinsip kita sudah mengenal patokan praktis untuk mewujudkan kesehatan rumah, yaitu dengan memperhtikan cahaya, suara, kelembaban udara, dan sirkulasi, yang intinya untuk memperlancar energi. Tentu saja dalam keseimbangan alam ada energi baik dan buruk. Metode yang dikembangkan selama ini adalah bagaimana sebanyak mungkin kita menyerap energi baik dan menghindar energi buruk, di dalam rumah kita.
Contoh praktis beberapa indikator yang bisa menjadi penunjuk kualitas energi dalam satuan tempat di berbagai bagian rumah kita, misalnya tanaman. Jika tanaman bisa tumbuh subur di sebuah tempat, selain kecukupan udaranya terjamin, maka siklus energi di tempat tersebut baik.Dan sebaliknya. Jika tanaman di situ mati melulu, maka sebaiknya kita berhati-hati jika akan tinggal di area itu.
Banyak benda-benda atau aksesori interior dan eksterior rumah yang diyakini mempu menyelaraskan aliran energi di dalam rumah dan sekitarnya. Fengshui bisa juga diartikan sebagai tatanan yang harmonis antara alam dengan makhluk hidup. Sudah ribuan tahun bangsa Cina menggunakan filosofi fengshui untuk menciptakan aliran chi atau energi sekiatar tempat tinggal dan lingkungan.
Obyek atau benda-benda asesoris khas fengshui bisa memberi pengaruh baik bahkan menyembuhkan atau menciptakan pembauran aliran energi (chi) yang mendatangkan pengaruh perubahan positif pada kehidupan pribadi Anda. Misalkan : hewan peliharaan, genta angin (wind chime), aliran air memberi chi kesejahteraan dan penyembuhan, sedangkan kristal dan cermin memberi chi aural. Tanaman dan bungan memberi chi kehidupan dan pertumbuhan.
Feng shui bukan sekedar menghias rumah. Seni kuno bangsa Cina dalam menyelaraskan aliran energi (chi) diyakini mampu meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur.
Sebagai contoh, insomnia atau sulit tidur bisa saja disebabkan oleh lampu yang terlalu terang di kamar tidur, sedangkan masalah peradangan bisa dipicu oleh suasana lingkungan tempat tinggal yang bising. Feng shui bisa diartikan sebagai prinsip penyeimbangan kelaziman alam lewat penempatan benda-benda estetika.
Buang kertas-kertas tak berguna, pakaian tua, dan benda-benda tak terpakai yang sudah berumur lebih dari setahun. Teliti saluran air, termasuk got depan ruah, pipa-pipa yang menjadi 'arteri' dalam rumah. Sebagai upaya melancarkan semua aliran, percantik rumah dengan penerangan benda-benda yang menyala. Warnai pojok-pojok yang gelap dengan warna terang atau putih sekaligus untuk mengundang energi aktif. Dalam pemahaman feng shui, suara juga tergolong faktor penting dalam membentuk keselarasan energi dalam rumah. Wind chime, atau genta angin sengaja digantung di gawang pintu masuk rumah atau di pohon-pohon dekat rumah yang mengundang angin sekaligus bunyinya ditujukan untuk membuyarkan kebuntuan aliran energi yang terjadi. Suara bagi orang yang mendengarkannya bisa berarti macam-macam, buat sebagian orang justru membuatnya makin aktif atau bisa juga sebaliknya menenangkan. Coba mulai sekarang amati gemerincing keping-keping logam wind chime. Suaranya berefek melipatgandakan energi yang membangun semangat para penghuni di sekitar. Dan benda fengshui ini juga sudah dikenal luas diberbagai penjuru bumi. Ini hanya sebagai salah satu contoh kiat manusia menyiasati aliran energi di sekitarnya.
Feng Shui di mata Katolik
Pro dan kontra tetap ada. Tapi berikut beberapa hal yang dicermati:
Keberatan teologis:
1. Dalam unsur YIN dan YANG keselarasan tidak dapat disesuaikan dengan iman kristen karena dalam iman kristen diajarkan 2 unsur yang selalu bertentangan yaitu baik dan jahat atau terang dan gelap dan tidak dapat diselaraskan. Kemudian kebahagian dan keselamatan seseorang tidak tergantung pada 2 unsur tersebut tetapi dapat dicapai dengan kemenangan atas kebaikan melawan kejahatan.Maka feng shui tidak sesuai iman kristen
2. Apakah 5 unsur yang menguasai alam? Bagi orang Kristen Yesus Kristuslah yang merupakan penguasa dunia.
3. Dapatkah letak pintu, rumah dsbnya dapat mempengaruhi kebahagiaan dan rejeki kita? Dalam kasus-kasus tertentu memeng feng shui masuk akal tetapi ada beberapa hal yang sangat tidak dapat diterima iman kristen.
4. Karena feng shui berkaitan dengan waktu/tahun maka tidak dapat diterima bahwa manusia berada dalam pengaruh watak atau sifat shio tertentu.Kita adalah manusia bebas dan kitalah yang membuat hidup.
Keberatan praktis
1. Tidak atau kurang cocoknya satu sama lain. Saran dari ahli satu berbeda dengan yang lain
2. Sulit menilai kebenaran anjuran feng shui yang dilaksakanan 
3. Sering kali orang dikondisikan oleh anjuran feng shui, orang tersebut dibentuk, dipengaruhi dan diberi sugesti oleh hal itu sendiri.
4. Adanya benda-benda yang berfungsi sebagai jimat atau maskot atau menambah kepercayaan diri seseorang.
5. Feng shui hanya bersifat membantu dan tidak dapat memberikan jaminan 100 %
6. Dunia barat atau orang yang hidup tanpa feng shui juga bisa sukses dan kaya.
7. Ada pertentangan antara feng shui dengan primbon jawa dsbnya.

Malam makin larut, tapi pertanyaan yang muncul dari peserta benar menggelitik. Mereka mencoba menerapkan prinsip-prinsip Feng Shui dalam kondisi rumah mereka, dan jawaban dari Pa Herman walau Feng Shui tapi logis dan ilmiah. Seperti ada yang bertanya tentang pintu utama rumah yang jelek, sehingga orang tersebut malah keluar masuk lewat garasi, berdampak kurang baik. Penempatan dapur di bawah toilet dan lain-lain. Kayaknya mesti ada seri ke dua Feng Shui ini, ya pa Herman? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar