Senin, 11 Juni 2012

Mengenal, Mencintai dan Menghayati Kitab Suci sebagai Sabda Allah

Bagaimana Mengenal. Mencintai dan Menghayati Kitab Suci sebagai Sabda Allah 

Kitab Suci adalah Sabda Allah 
Alkitab adalah Sabda Allah yang ditulis dalam bahasa manusia. Apabila Allah berbicara dalam bahasa Allah, maka mungkin kita manusia tidak dapat mengerti. Karenanya Sabda Allah dituliskan dalam bahasa manusia. Dan diterjemahkan dalam bahasa-bahasa yang dapat mudah dimengerti oleh umat, sebagaimana di Indonesia diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Karena Alkitab tidak ditulis untuk orang terpelajar, atau kaum cendekia, tapi untuk umat seperti kita. Karenanya Alkitab diterjemahkan dalam bahasa sehari-hari dan sederhana agar mudah dimengerti. 
Membaca Alkitab Susah? 
Ada pameo yang mengatakan bahwa Kitab Suci adalah buku yang sulit. Pameo ini didasari oleh pemikiran bahwa Kitab Suci itu panjang dan ditulis dalam gaya bahasa yang tidak lazim bagi kita. 
Namun nabi Yeremia menulis (Yer 15:16) “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataanMu, maka aku menikmatinya. FirmanMu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku.” Maksudnya walau susah dan dalam kesulitan pun, dengan membaca Alkitab akan membawa kita pada kegirangan dan mengusir kedukaan yang kita alami, dan tidak ada kata susah membaca Kitab Suci jika kita telah memulainya dengan benar. 
Bila kita membaca Kitab Suci, kita tidak lakukan seperti membaca buku atau koran, membaca Kitab Suci harus dibaca dengan Iman dalam doa. Sebagaimana kita memasak, kita memerlukan bumbu yang menjadi sarana penyedap makanan. Nah, membaca Kitab Suci haruslah dengan bumbu iman dan dimulai dengan doa. Tanpa iman, hati kita tertutup, dan hal ini menyebabkan Sabda Allah tidak dapat mengendap dalam hati kita. 
Studi Kitab Suci 
Karena Kitab Suci ditulis dalam bahasa manusia yang berbeda-beda bahasa, zaman dan kebudayaan, maka untuk memahaminya perlu dipelajari. Kepada siapa kita berguru untuk belajar Alkitab? Tentu pada Yesus. Dalam belajar Alkitab, sepanjang kita hidup sampai tua pun, kita tetap akan belajar pada Yesus. Tidak seperi studi kuliah, bila selesai menjadi sarjana atau doctor, dalam studi Kitab Suci, kita akan selalu menjadi muridNya dan Yesus selalu menjadi guru kita. 
Studi Alkitab mencakup pengetahuan tentang latar belakang setiap buku (kapan ditulis, oleh siapa, ditujukan kepada siapa, jenis sastra: prosa, puisi, madah, surat, pepatah, nasihat, nubuat, perumpamaan, cerita, silsilah, doa, dan tujuan atau maksud buku ditulis) 
Studi di sini maksudnya adalah mendalami bersama dengan bantuan buku-buku atau nara sumber untuk mencari arti yang tepat. Karenanya dalam studi Alkitab, diskusi tidak dianjurkan sebab dapat membawa perpecahan dengan adanya sikap ngotot. Metode sharing (berbagi) amat dianjurkan dalam studi ini. 
Studi Alkitab diperlukan untuk bisa menafsir atau mencari arti dengan tepat tentang Alkitab. Tafsiran dapat dibedakan dalam beberapa arti: arti harafiah menurut huruf, arti sastra yang dimaksud oleh penulis, dan arti yang diterapkan, yakni. yang ditemukan untuk pembaca. 
Sebagai contoh Mazmur 23: “Tuhanlah, gembalaku yang baik”. Arti harafiahnya dapat disimpulkan bahwa Tuhan adalah seorang gembala dan mempunyai banyak domba. Sementara arti sastra dapat diartikan bahwa Yesus punya hati yang baik dan selalu melakukan yang terbaik bagi domba-dombanya. Dan arti yang diterapkan pada kita adalah ajakan untuk kita mempercayakan hidup kita pada Yesus. 
Kita sering salah tafsir Alkitab, karena kita sering terpola untuk menafsir segala sesuatunya secara harafiah atau menyimpulkan berdasarkan apa yang kita lihat atau baca (menggunakan indera semata) tanpa ditelaah lebih dalam. Tentunya hal ini dapat mengarahkan kita pada arah atau pengertian yang salah. Untuk dapat menafsir menurut arti yang diterapkan, prosesnya kita membutuhkan Roh Kudus dan ilmu, baik dari nara sumber atau pun buku-buku. 
Dalam Studi Alkitab, pengertian yang lebih dalam bisa membawa kepada cinta yang lebih besar dan penghayatan yang lebih dalam pula. Contoh Luk 19:1-10 “Zakheus”, dibalik peristiwa menumpangnya Yesus di rumah pemungut cukai Zakheus, menyelematkan orang yang hilang. Arti terapan pada kita adalah seberapa besar kejahatan yang kita buat, seberapa besar dosa kita, Tuhan akan tetap datang pada kita untuk menyelamatkan kita. 
Dengan studi Alkitab, banyak salah faham bisa dikoreksi, misalnya Kitab Kejadian – Kisah Penciptaan I bukan laporan mata, melainkan madah pujian bagi Allah sang Pencipta, dan Kitab Wahyu bukan buku ramalan tentang masa depan, tapi kitab penghiburan untuk orang kristiani yang dianiaya oleh kaisar Nero dan Domitianus di akhir abad I. 
Mencintai Firman Allah 
Alkitab adalah koleksi (kumpulan) buku yang berisi Sabda Allah dalam bahasa manusia, ditulis untuk keselamatan kita, manusia. 
Bilamana kita membaca Alkitab, dan menghayatinya dalam doa, maka kita berjumpa dengan Tuhan sendiri. Kita jadi mengenal Tuhan, kemudian sayang pada Tuhan, dan mencintai Tuhan. Inilah artinya kita mencintai Firman Allah. 
Fungsi Kata pada Alkitab 
Manusia adalah makhluk yang berbicara dengan kata-kata. Ada tiga fungsi kata yaitu memberi informasi, tentang hal, tentang barang, contoh: hujan sudah berhenti, artinya memberikan info / keterangan bahwa tadi hujan dan sekarang tidak lagi. Kemudian fungsi ekspresi, ungkapan diri, contoh: saya mengantuk, menjelaskan keadaan pembicara yang sedang mengantuk. Ketiga adalah fungsi panggilan buat orang lain, seperti memberikan perintah atau permintaan. Contoh: ambilkan payung, kita menyuruh lawan bicara kita untuk mengambil payung. 
Ketiga fungsi itu dipadukan secara paling sempurna dalam bahasa cinta dan persahabatan. Kata-kata dapat dimengerti dalam konteks yang tepat. Contoh: kata “saya haus”, mengartikan keterangan bahwa saya ingin minum, juga ungkapan bahwa saya kehausan, serta tersirat ungkapan panggilan / permintaan agar dibawakan minuman. 
Pada Alkitab Yoh 15:14,“Kamu adalah sahabatKu”, memberikan info bahwa kita adalah sahabat Yesus, ungkapan ekspresinya adalah Yesus menyayangi kita, dan juga diartikan sebagai perintah untuk hidup sebagai seorang sahabat Yesus. 
Alkitab Berbuah 
Alkitab menghasilkan buah paling banyak kalau dibaca dengan kasih dan persahabatan dengan Allah yg berbicara kepada kita. Alkitab harus dibaca dengan hati, iman dan dalam doa. 
“Sebab di dalam kitab suci Bapa di surga menemui anak-anak-Nya dengan kasih yang besar dan berbicara dengan mereka.” (DV# 21). Juga Santo Yeronimus menyatakan “Tidak kenal Alkitab, tidak kenal Kristus.” Bilamana kita makin sering membaca Kitab Suci maka kita akan semakin mengenal Kristus, akan semakin menghayati dan meneladai perilaku dan sikap Yesus, akan akan berujung pada makin cintanya kita pada Yesus. Dan Alkitab menjadi makin berbuah. 
Alkitab adalah Perjumpaan dengan Yesus 
Dalam Alkitab kita tidak mencari pesan, tapi menjumpai Pribadi Yesus (bdk Yoh 5:39-40). Apa gunanya kita membaca Alkitab, tapi kita tidak mencari Yesus yang dibicarakan dalam Alkitab yang kita baca. Membaca Alkitab bukan dengan kepala tetapi dengan hati. 
Kita tidak pernah bosan membaca cerita-cerita dan pesan-pesan Alkitab, karena sewaktu membaca Alkitab kita menjumpai Pribadi Kristus. Dan fokus kita pada KEKASIH yang berbicara. Selama Dia berbicara, kita merasa happy, dan karena kita happy dan dalam kasih, kita menangkap sabda-Nya dengan cara yang segar dan dinamis setiap kali kita membacanya. 
Tujuan Membaca Kitab Suci 
Membaca Kitab Suci adalah berjumpa dengan pribadi Yesus (Yoh 5:39-40). Dan untuk melakukannya ada langkah-langkah yang mesti dijalankan dengan benar. Langkah pertama adalah menerima Kitab Suci sebagai sabda allah, kemudian membaca Kitab Suci, serta mempelajari Kitab Suci, dan tidak lupa berdoa dengan Kitab Suci, serta menghayati Kitab Suci. Akhirnya tujuan dari membaca Kitab Suci adalah menjadikan kita manusia baru yang bersama Kristus membangun dunia baru. 
Untuk menjadikan kita manusia baru, Alkitab tidak hanya memberi informasi, tapi mentransformasi. Untuk itu perlu kesediaan kita untuk BERTOBAT, BERUBAH. (Kol 3:12-17) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar