Kamis, 24 Oktober 2013

ACTION SPEAKS LOUDER

Di sebuah kantin perusahaan, Adul, Wawan dan Budi makan siang dalam satu meja. Adul dan Wawan asyik membicarakan keburukan-keburukan perusahaan mereka.
“Kacau nih management tempat kita..! Struktur organisasinya tidak efisien…!”
“Iya…Apalagi di divisiku…”
“Seharusnya kita bisa mendapatkan keuntungan lebih besar, gara-gara pengaturan yang tidak becus kita gak dapat bonus…!”
Selama bermenit-menit, sambil makan, Adul dan Wawan tak henti mengeluhkan kondisi perusahaan mereka. Sementara Budi hanya mendengarkan sambil makan.
“Bud…Kamu kok diam aja sich!”
“Iya Bud…Komentar dong! Emangnya kamu sudah puas dan nyaman dengan kondisi perusahaan kita?”
Sambil tersenyum Budi menanggapi teman-temannya.
“Dari tadi aku mendengarkan dan menunggu”
“Menunggu apa Bud?” Wawan memandang Budi penasaran.
“Dari tadi kalian hanya mengeluh dan menghujat perusahaan kita. Apa yang bisa aku komentari? Aku menunggu pendapat atau ide dari kalian untuk langkah-langkah yang bisa kita lakukan sebagai solusi. Langkah kecil yang mampu kita lakukan untuk perubahan. Aku sendiri belum punya ide. Karena itu aku memilih untuk tidak berkomentar. Mungkin bila suatu saat kondisi sudah tidak bisa aku tolerir lagi aku akan mencari kerja di tempat lain. Tapi, selama aku masih bekerja di sini, aku akan mengerjakan yang terbaik yang bisa aku lakukan”
Adul dan Wawan terdiam sesaat. Saat mereka akan menanggapi kata-kata Budi, terdengar suara benda jatuh di sebelah mereka. Ternyata ada seorang teman mereka terpeleset karena lantai yang licin. Budi segera berdiri dan sigap membantu temannya berdiri, kemudian segera memanggil petugas cleaning service. Sementara Adul dan Wawan hanya memandang sambil berkomentar tentang pihak yang harus disalahkan sebagai penyebab terjadinya  ’kecelakaan kecil’ itu. Komentar-komentar mereka berubah menjadi perdebatan seru ketika Budi membantu memapah temannya yang terjatuh tadi menuju poliklinik perusahaan.  
actionBudi juga merasa tidak nyaman dengan kondisi perusahaan. Tapi dia sadar bahwa mengeluh dan mencari-cari pihak yang salah tidak ada gunanya, bahkan mengakibatkan galau atau depresi. Budi memilih untuk  bekerja dengan baik sambil terus mencari ide solusi yang bisa dia lakukan untuk  menghasilkan perubahan yang lebih baik bagi  dirinya, bagi perusahaan, dan bagi orang banyak.

Mungkin wajar MENGELUHKAN  KONDISI yang BURUK, tapi TIDAK ada MANFAATNYA. TINDAKAN NYATA yang bisa MENGUBAH KONDISI menjadi lebih BAIK, sekecil apapun.

BUAH KEBAHAGIAAN

Konon ada seorang saudagar kaya  mengunjungi gurunya.
“Guru, saya sudah memiliki harta berlimpah, tapi saya tidak merasa bahagia. Apa yang harus saya lakukan Guru?”
“Bahagia seperti apa yang kau inginkan?”
“Itulah Guru…Saya bingung…”
“Baiklah…Besok pagi sekali kamu masuk ke hutan itu untuk mencari buah kebahagiaan. Sebagai bekal bawalah sekantung jambu air ini. Kau temukan atau tidak, kembalilah ke sini bila bekalmu habis.”
“Baik Guru…Bagaimana ciri dan rupa buah itu Guru?”
“Sebesar kepalan tangan anak-anak, warnanya merah tua, berbiji dan rasanya manis segar”
Singkat cerita saudagar itu pun menjelajah hutan untuk mencari buah kebahagiaan. Saat lapar atau haus dia makan jambu air bekalnya. Sampai menjelang sore bekalnya habis dan dia belum menemukan buah yang dicari. Sesampai di tempat gurunya dia segera menghadap.
“Maaf Guru, saya tidak berhasil menemukan buah kebahagiaan.”
“Saat lapar apa yang kamu lakukan?” Sang guru bertanya seakan-akan tidak mengacuhkan laporan muridnya tentang buah kebahagiaan.
“Saya makan jambu air bekal saya Guru…”
“Saat kamu haus apa yang kamu lakukan?”
“Saya juga makan jambu air yang segar Guru…”
“Jambu air itu warnanya apa?”
“Merah tua Guru…”
Sang guru mengeluarkan sebuah jambu air dan meletakkannya di depan saudagar.
“Perhatikan jambu air ini, sama seperti jambu-jambu air yang kau bawa masuk hutan sebagai bekal. Apakah buah ini punya ciri sebagai buah kebahagiaan seperti yang kusebutkan tadi malam?”Jambu air
Saudagar memerhatikan buah jambu itu dan seketika menyadari kebodohannya. Ternyata selama ini dia sudah membawa-bawa buah kebahagiaan yang dia cari dalam hutan.
“Buah jambu ini adalah buah kebahagiaan yang kau cari dalam hutan, dan memang sepengetahuanku dalam hutan itu tidak ada pohon jambu air. Karena kamu terlalu fokus mencari sesuatu yang baru, yang belum kau miliki dan kau ingin dapatkan, kamu mengabaikan apa yang sudah kau miliki. Selama dalam hutan jambu air bekalmu itu juga sudah bisa memenuhi kebutuhanmu, tapi kamu tetap berambisi mencari buah yang lain, karena kamu tidak mengenali kebutuhanmu yang sebenarnya.”
Saudagar mencium tangan gurunya “Terima kasih banyak Guru. Saya tahu sekarang apa yang terjadi, dan apa yang harus saya lakukan. Saya pamit dan mohon doa restu.”
Sebenarnya Tuhan sudah menganugerahkan sumber-sumber kebahagiaan di sekitar kita, sesuai kebutuhan kita. Hanya saja banyak orang tidak mengenalinya karena mereka tidak mengenali kebutuhan sendiri. Orang-orang itu sibuk mencari-cari kebahagiaan ke mana-mana, padahal mereka tidak tahu apa yang dicari.
KEBAHAGIAAN sudah kita MILIKI sebagai ANUGERAH dari TUHAN. Kita HANYA perlu MENGENALINYA.

ORANG YANG PALING DEKAT

Seorang dosen mengadakan permainan kecil kpd mahasiswa yg sdh berkeluarga & meminta 1 org maju ke papan tulis.

Dosen: "Tulis 10 nama yg paling dekat dgn anda".

Lalu mahasiswa menulis 10 nama, ada nama tetangga, org tua, teman kerja, istri, anaknya dst.

Dosen: "silahkan pilih 7 diantaranya yg skiranya anda ingin hidup terus bersama nya", mahasiswa itu mencoret 3 nama.

Dosen: "coret 2 nama lagi", tinggallah 5 nama.

Dosen: "coret lagi 2 nama", tersisalah 3 nama yaitu nama org tua, istri & anaknya.

Suasana kelas hening. Mereka mengira smua sdh slesai & tak ada lagi yg harus dipilih.

Tiba2 Dosen berkata : "silahkan coret 1 nama lagi!", mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yg amat sulit lalu mencoret nama org tuanya secara perlahan.

Dosen: "silahkan coret 1 nama lagi!", hati sang mahasiswa menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur & lambat laun mencoret nama anaknya & mahasiswa itupun menangis.

Stelah suasana tenang sang Dosen bertanya kpd Mahasiswa itu. "Kau tdk memilih org tua yg membesarkan Anda, tdk juga memilih anakyg darah dagingmu, sdg istri itu bisa dicari lagi. Tp mengapa anda berbalik memilih istrimu?"

Smua org didlm kelas terpana menunggu jawaban dari Mahasiswa itu.

Lalu sang Mahasiswa itu berkata, "Seiring waktu berlalu, org tua saya akan pergi & meninggalkan saya, sdg anak jika sdh dewasalalu menikah, setelah itu pasti meninggalkan saya juga"

"Sdgkan yg bisa menemani saya dlm hidup inihanyalah ISTRI saya"
Org tua & anak bukan saya yg memilih, tapi saya yg memilih sendiri ISTRI saya dari sluruh wanita yg ada. Saya sangat mencintainya di setiap waktuku dlm hidupku. Terima kasih Tuhan"

Sabtu, 05 Oktober 2013

Buku Harian Ayah

Ayah dan ibu Michael sudah menikah 30 tahun lamanya, dan Michael belum pernah melihat mereka bertengkar. Bagi Michael, perkawinan ayah dan ibunya menjadi teladan baginya.  


Setelah menikah, Michael dan istrinya sering bertengkar karena hal-hal kecil.  Ketika suatu saat ia pulang ke rumah orangtuanya, Michael menuturkan keluhannya pada ayahnya.  Ayahnya mendengar dengan baik tanpa berbicara apa-apa.  Setelah Michael selesai bercerita, ayahnya bangkit berdiri dan kemudian datang lagi dengan membawa beberapa tumpuk buku-buku, dan diletakkan di meja di depan Michael. Sebagian buku itu sudah berwana kuning, sepertinya sudah lama disimpan. 

"Bukalah dan bacalah !" kata ayahnya.
Michael mengambil salah satu dari buku itu dengan penuh rasa ingin tahu.  Satu persatu halaman dibukanya.  Ia melihat tulisan ayahnya, agak miring dan aneh, ada yang jelas ada juga yang semrawut, bahkan ada juga tulisan yang ditulis dengan tinta yang tebal sampai-sampai menembus beberapa halaman di belakangnya.

Michael membaca isi buku itu satu persatu.  Semuanya merupakan catatan-catatan ringan dan sepele.  

"Suhu udara berubah menjadi dingin, ia mulai menjawab baju wol untuk anak-anakku."  
"Ia membuatkan masakan kesukaanku yang sudah lama kuinginkan."
Ada banyak tulisan sepele lainnya. Semuanya berisi catatan kebaikan dan cinta ibu kepada ayah, cinta ibu kepada anak-anak dan keluarga. 

Dengan berlinang air mata Michael berkata kepada ayahnya, "Kalian berdua selalu penuh cinta.  Saya sangat kagum kepada ayah dan ibu."
"Tidak perlu kagum, kamu juga bisa," kata ayahnya 
Ayah berkata lagi, "Menjadi suami istri selama puluhan tahun, tidaklah mungkin menghindari pertengkaran.  Ibumu kalau kesal, suka cari gara-gara dan sering mengomel melampiaskan kemarahannya.  Aku ikut terbawa kesal, tetapi kemudian aku menuliskan apa yang Ibumu sudah lakukan demi rumah tangga ini. Seringkali hatiku penuh amarah saat menuliskannya, sehingga pen yang aku gunakan menembus kertas hingga sobek. Terkadang aku harus berulangkali merobek kertas dan menuliskan kembali.  Tetapi aku terus berusaha menuliskan semua kebaikannya. Kalau aku belum bisa menemukan kebaikan ibumu yang harus kutuliskan, aku diam merenung hingga akhirnya emosiku lenyap, yang tinggal adalah kesadaran diriku akan kebaikan hati ibumu.  

Michael mendengarkan dengan baik, lalu bertanya," Apakah ibu pernah melihat semua catatan ayah ini ?" 
Ayah tertawa dan berkata, "Ibumu juga memiliki buku tentang kebaikanku.  Seringkali kami saling bertukar buku dan saling mentertawakannya." 

Michael terdiam, dan kemudian sadar akan rahasia pernikahan orangtuanya, "Mencintai itu sangat sederhana, yaitu ingat dan catat semua kebaikan psangan, dan lupakan segala kesalahannya.

10 hari yg lebih berarti dari 10 tahun

Alkisah ada seorg raja yg memiliki 10 anjing ganas utk menghukum yg bersalah.Jika sang Raja tdk berkenan maka org yg salah akan dilempar ke kandang agar dicabik oleh anjing² ganas tsb. Suatu hari seorg menteri membuat keputusan salah & murkalah Raja. Maka diperintahkan agar sang menteri dimasukkan ke kandang anjing ganas. Menteri berkata: "Paduka, saya telah mengabdi padamu selama 10 tahun, tapi paduka tega menghukumku begini. Atas pengabdianku selama ini saya hanya minta waktu penundaan hukuman 10 hari saja". Sang Raja pun mengabulkannya. Sang menteri bergegas menuju kandang anjing² tsb & meminta izin kepada penjaga utk mengurus anjing²nya.Ketika ditanya utk apa? Maka dijawab: "Setelah 10 hari nanti engkau akan tahu''. Karena tahu dia itu seorang menteri maka diizinkanlah dia untuk mengurus anjing2 itu.Selama 10 hari itu sang menteri memelihara, mendekati, memberi makan bahkan akhirnya bisa memandikan anjing² tsb hingga menjadi sangat jinak padanya.Tibalah waktu eksekusi, disaksikan Raja dimasukkanlah sang menteri ke kandang anjing, tetapi Raja kaget saat melihat anjing² itu justru jinak padanya.Maka dia bertanya apa yg telah dilakukan menteri pada anjing² tsb. Jawab menteri: "Saya telah mengabdi pada anjing² ini selama 10 hari & mereka tdk melupakan jasaku. Terharulah raja, meleleh airmatanya lalu dibebaskanlah sang menteri dari hukuman & diMAAFkan. 
Hikmah dari cerita di atas adalah:Agar kita tdk mudah melupakan kebaikan2 dari org² terdekat kita, hanya krn kejadian sesaat yg tdk mengenakkan. Jgn mudah menghapus kenangan, persaudaraan dan persahabatan yg telah terukir bertahun tahun lamanya hanya krn hal² kecil yg kurang kita sukai saat ini saja