Jumat, 26 Desember 2014

Memberi

📜Sepenggal kisah dari Al-Azhar Cairo 📜

📋Seorang Syekh yang alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman.
Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.
Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar:
“Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!”

Syekh yang alim dan bijak itu menjawab:

“Ananda, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu”.

Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun

Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya. Dia menuju tempat sepatunya ia tinggalkan sebelum bekerja.
Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata ….... uang. Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang. Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah-olah ia tidak
percaya dengan penglihatannya.
Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat seorangpun.
Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis. Dia berteriak dengan suara tinggi, seolah-olah ia bicara kepada Allah ar rozzaq :

🔸“Aku bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak-anakku lagi kelaparan. Mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak-anak dan istriku dari celaka”.
Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi
langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah.
Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.
Ketika itu Syekh yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada muridnya :

“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”

Sang murid menjawab:

“Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku:

🔹“Ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak dari pada kamu mengambil”.

Sang guru melanjutkan pelajarannya.
Dan sekarang ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam :

 Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas dendam adalah suatu pemberian.

 Mendo’akan temanmu di belakangnya (tanpa sepengatahuannya) itu adalah suatu pemberian.

 Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya juga suatu pemberian.

 Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di belakangnya adalah pemberian lagi.

Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan memberi tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja.
Jadikanlah semua ini pelajaran, wahai.. ananda!

💫Semoga bermanfa'at.

Selasa, 09 Desember 2014

Kisah si Cadel


*Hari 1.*

Seorang cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal didekat rumahnya.
cadel: “bang, beli nasi goleng satu”
abang: “apa…?” (…..ngeledek.)
cadel: “Nasi Goleng!
abang: “Apaan…?” (…..Ngeledek lagi.)
cadel: “Nasi Goleng!!!”
abang: “ohh nasi goleng…”
Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain dan pulanglah si cadel dengan sangat kesal, sesampainya di rumah dia bertekad untuk berlatih mengucapkan “nasi goreng” dengan benar. Hingga akhirnya dia mampu mengucapkan dengan baik dan benar.
* Hari 2.*
Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi.
cadel: “bang…,saya mau beli NASI GORENG, bungkus!!!”
abang: “ohh…pake apa?”
cadel: “…pake telol…” (Sambil sedih…)
Akhirnya kembali dia berlatih mengucapkan kata “telor” sampai benar.
* Hari 3.*
Untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dia rela 3 hari berturut-turut makan nasi goreng
cadel: “bang…, beli NASI GORENG, Pake TELOR!!! Bungkus!”
abang: “ceplok atau dadar ?”
cadel: “dadal…”
Dengan spontan. Kembali dia berlatih dengan keras.
* Hari 4.*
Dengan modal 4 hari berlatih lidah hari ini dia yakin mampu memesan dengan tanpa ditertawakan.
cadel: “bang…beli NASI GORENG, Pake TELOR, di DADAR!”
abang: “hebat kamu ‘del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp.2500, del.”
si cadel menyerahkan uang Rp.3000 kepada si abang, namun si abang tidak memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya:
cadel: “bang.., kembaliannya?”
abang: “oh iya, uang kamu Rp.3000, harganyaRp.2500, kembalinya berapa del?”, sambil senyum ngeledek.
Si cadel gugup juga untuk menjawabnya, dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi. Tapi akhirnya dia menjawab:”…GOPEK…!!!” Sambil tersenyum penuh kemenangan.
* Moral Cerita *:
INTI DALI CELITA INI ADALAH HIDUPLAH TELUS DENGAN PENUH PELJUANGAN !!
JANGAN MENYELAH YACH !! 

Minggu, 28 September 2014

Pelajaran dari Elang

ELANG merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan saat terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan. Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan. Suatu proses transformasi yang panjang nya selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal di sana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru.

Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu.

Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan Andalah sang penguasa atas diri Anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Anda adalah elang-elang itu. Perubahan pasti terjadi.

Semoga Bermanfaat

Mindset positif

Sblm sang ayah menghembuskan nafas terakhir, dia memberi pesan kpd kedua anaknya:
“Anakku, 2 pesan penting yang ingin ayah sampaikan kepadamu untuk keberhasilan hidupmu. Pertama, jgn pernah menagih piutang kepada siapapun. Ke2, jgn pernah tubuhmu terkena terik matahari secara langsung”

5 thn berlalu, sang ibu menengok anak sulungnya dengan kondisi bisnisnya yang sangat memprihatinkan. Ibu pun bertanya, “Wahai anak sulungku, kenapa kondisi bisnismu demikian?”

Si sulung menjawab, “Saya mengikuti pesan ayah, Bu. Saya dilarang menagih piutang kepada siapapun sehingga banyak piutang yang tidak dibayar dan lama-lama habislah modal saya. Pesan yang kedua ayah melarang saya terkena sinar matahari secara langsung dan saya hanya punya sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang kantor saya selalu naik taxi.”

Kemudian sang ibu pergi ke tempat si bungsu yang keadaannya berbeda jauh. Si bungsu sukses menjalankan bisnisnya. Sang ibu pun bertanya, “Wahai anak bungsuku, hidupmu sedemikian beruntung, apa rahasianya?”

Si bungsu menjawab, “Ini karena saya mengikuti pesan ayah, Bu. Pesan yang pertama saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu saya tidak pernah memberikan utang kepada siapapun sehingga modal saya tetap utuh. Pesan kedua saya dilarang terkena sinar matahari secara langsung, maka dengan motor yang saya punya saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam, sehingga para pelanggan tau toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore.”

Perhatikan...

Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang SAMA, namun masing-masing memiliki penafsiran dan sudut pandang atau MINDSET berbeda. Mereka MELAKUKAN cara yang berbeda sehingga mendapatkan HASIL yang berbeda pula. Hati2lah dengan Mindset kita.

Mindset positif memberi hasil menakjubkan, sebaliknya mindset negatif memberikan hasil menghancurkan.

The Choice is Yours
Thinks smart ˆ⌣ˆ

Sabtu, 27 September 2014

Tiada hasil tanpa kerja keras

Dahulu kala di daratan Tiongkok, ada seorang bocah bernama Djang Liang. Ia adalah seorang anak yang cerdas dan memiliki budi pekerti yang luhur. Meski begitu, Djang Liang punya kelemahan. Karena merasa dirinya pintar dan mudah menyerap pelajaran, ia jadi anak yang cenderung pemalas. Hampir tiap hari, ia datang terlambat ke sekolahnya.

Suatu kali, ketika berjalan santai menuju sekolahnya, Djang bertemu dengan seorang kakek tua di sebuah pinggir jembatan. Ia melihat salah satu sepatu kakek itu nyaris tercebur ke dalam sungai kecil di bawah jembatan. Spontan, ia pun mengambilkan sepatu tersebut dan memakaikannya kembali pada si kakek.

Kakek itu tersenyum melihat kepedulian Djang. Maka, beliau mengatakan pada Djang, bahwa dirinya akan memberikan hadiah yang dapat mengubah hidup Djang. Syaratnya, Djang harus datang lebih pagi dari si kakek ke tempat tersebut.

Djang yang memang bercita-cita jadi orang sukses pun menyanggupi pesan si kakek. Keesokan harinya, Djang datang lebih pagi guna menagih janji si kakek. Namun ternyata, kakek itu sudah berada di sana mendahului kedatangan Djang. Karena dianggap terlambat, Djang mendapat wejangan banyak hal agar tidak bermalas-malasan. Ia juga tak mendapat hadiah karena belum memenuhi syarat yang diminta si kakek. Djang lantas berjanji, esoknya akan datang lebih pagi.

Esoknya, Djang memang datang jauh lebih pagi. Ia menyangka, pasti dirinya kali itu akan berhasil mendapat hadiah dari si kakek. Tapi, ia sangat kaget, ternyata si kakek sudah datang saat fajar. Akibatnya, Djang kembali dapat wejangan, dan belum berhasil mendapat hadiah seperti yang diharapkan.

Kesal bercampur penasaran, di hari ketiga, Djang pun bertekad datang jauh lebih pagi. Bahkan, ia sudah bersiap-siap sejak makan malam, untuk datang ke lokasi tersebut. Ia pun menyiapkan bekal dan perlengkapan agar bisa tidur di tempat tersebut, sehingga bisa mendahului si kakek.

Benar, saat datang di malam buta, si kakek belum ada. Ia pun senang, berhasil mendahului kakek. Hingga, tiba-tiba, di pagi hari, si kakek membangunkan dirinya. Si kakek tersenyum puas. “Inilah hadiah yang akan kuberikan sebagai bekal hidupmu kelak. Kau sudah membuktikan, dirimu punya kekuatan tekad yang luar biasa, hingga mengalahkan rasa malasmu. Demi tujuan mendapat hadiah, kamu berani berkorban untuk datang lebih pagi. Jaga sikapmu ini, belajarlah lebih rajin, datanglah lebih awal, bergeraklah lebih cepat, maka akan ada banyak peluang yang bisa diraih untuk masa depanmu,” seru sang kakek bijak.

Djang mengangguk mengerti dan berterima kasih kepada si kakek. Hari itu, ia mendapat “hadiah” hidup dari si kakek. Ia berjanji, akan menuruti nasihat tersebut. Sejak saat itu, DjangLiang akhirnya berhasil meraih lebih banyak prestasi yang luar biasa. Hingga, di usia dewasanya, ia diangkat menjadi panglima di kerajaan.

Kisah Djang memperlihatkan bahwa kecerdasan yang dimiliki, sikap baik yang dipelihara, rupanya belum cukup untuk mengantarnya meraih kesuksesan. Ia harus mengatasi “kelemahan” yang muncul dari dalam diri, yakni sikap malas. Begitu juga kita semua. Di antara banyak potensi yang kita miliki, pasti ada satu dua kelemahan yang harus kita atasi. Dan, untuk itu, kita butuh perlu keras pada diri sendiri. Kita butuh menjadi pribadi luar biasa untuk mengatasi segala kelemahan yang ada. Apalagi, jika kelemahan itu menyangkut pada kondisi mentalitas. Rasa malas, kurang disiplin, tidak bertanggung jawab, suka menunda-nunda pekerjaan, kerja hanya berdasar mood, suka mencuri-curi waktu luang di tengah kesibukan, adalah sikap-sikap negatif, yang biarpun “kecil” jika tidak diatasi segera, akan menjelma jadi “batu sandungan” terhadap setiap langkah menuju sukses kita.

Mari, kita  terus memperbaiki kelemahan yang acap menunda datangnya prestasi. Kerja keras, kerja cerdas, kerja sepenuh hati, maka kita akan jadi manusia “cerdas hidup” yang makin mumpuni.

Mantra Sakti

Alkisah, suatu hari, di sebuah perguruan di puncak bukit, seorang murid yang telah menyelesaikan pelajaran hendak turun gunung mempraktikkan ilmunya di tengah masyarakat. Saat pamit ke gurunya yang terkenal bijaksana, si murid pun meminta wejangan terakhir dari sang guru.

“Guru. Izinkan muridmu berpamitan. Sebelum pergi, murid siap menerima wejangan terakhir dari guru, bagaimana caranya agar muridmu ini bisa sukses dan kelak berguna bagi banyak orang,” mohon si murid dengan hormat.

Sambil tersenyum, sang guru menjawab, “Baiklah. Guru akan menurunkan sebuahmantra sakti agar kamu kelak menjadi sukses. Hapalkan mantra ini: ‘Walbadando Maruskar Silti Lubi’.” Si murid pun langsung menghapalnya dengan cepat.

“Tapi ada TIGA syarat yang harus kamu penuhi agar mantra ini menjadi nyata yaitu, satu: kamu mau bekerja keras, di mana pun dan kapan pun, kedua: tidak boleh mengeluh dalam menghadapai rintangan apa pun, dan ketiga, kamu harus banyak berbuat baik. Jika semua syarat itu bisa kamu laksanakan, maka mantra ini akan mengubah hidupmu. Sekarang pergilah. Sudah cukup ilmu yang kuberikan padamu,” tambah sang guru.

Si murid pun pergi dengan hati senang. Sembari menempuh perjalanan, ia terus menghapal mantra dan berharap keajaiban segera datang dan membuatnya mencapai impian.

Waktu demi waktu pun berlalu. Namun, sebanyak apa pun si murid merapal mantra sakti tersebut, tak ada hal apa pun yang terjadi. Meski agak kesal, ia ingat juga pesan gurunya, bahwa mantra itu hanya akan bekerja jika ia memenuhi ketiga syarat yang diberikan sebelumnya. Maka, si murid pun memilih untuk berkonsentrasi memenuhi ketiga syarat yang diberikan.

Ia bekerja keras di mana pun dan kapan pun. Sehingga banyak orang yang menawarinya pekerjaan. Saat menghadapi kesulitan, ia pun mengingat syarat kedua dari gurunya, yakni tak boleh mengeluh. Selain itu, ia pun mencoba selalu berbuat baik kepada siapa saja.

Setelah sekian lama, pelan tapi pasti, sukses berada dalam genggamannya. Suatu waktu, ia kembali ke daerah dekat tempatnya dulu berguru dan melepas rindu dengan gurunya.

Melihat kedatangan salah satu murid kesayangannya, guru itu pun menyambutnya dengan hangat. “Wahai muridku. Bagaimana perjalananmu selama ini? Apakah kamu sudah mempratikkan semua ilmu yang kuberikan dulu, termasuk mantra sakti itu?”

“Terima kasih Guru, aku sudah menjalankan semua pelajaranmu. Mengenai mantra sakti, maaf guru, muridmu ini justru telah melupakannya,” jawab si murid tersipu.

Sang Guru tersenyum bijak. “Muridku. Guru senang kamu telah mengerti bahwa mantra hanyalah sekadar kata-kata saja. Bukan penentu kesuksesanmu. Yang membuat sukses menjadi kenyataan adalah tiga syarat utamanya: bekerja keras, pantang mengeluh, dan selalu berbuat baik.”

Setiap manusia ingin sukses secara cepat. Karena itu, ketika ada orang atau program yang menawarkan sukses secara instan, banyak orang tertarik. Padahal sejatinya, tidak ada hasil yang diperoleh hanya dengan berpangku tangan. Harus melalui ketiga syarat yang disebutkan tadi yaitu kerja keras, pantang mengeluh dan banyak berbuat baik.

Sedangkan mantra sakti Sang Guru, “Walbadando maruskar silti lubi!” sendiri, merupakan kependekan dari awali bekerja dengan doa dan mau terus berkarya, hasilnya pasti luar biasa!

Mari terus bekerja, pantang mengeluh dan menyerah, terus berbuat baik, landasi dengan doa, maka pintu sukses akan selalu terbuka!

Senin, 30 Juni 2014

Simple Hello that safes life

Juan bekerja di sebuah pabrik pendistribusian daging. Suatu hari, ia pergi ke ruangan pendingin daging untuk memeriksa sesuatu. Sayang, nasib buruk menimpanya, pintu ruangan itu metutup, dan ia pun terkunci di dalamnya tanpa seorangpun yg melihatnya. Karena ruangan pendingin daging itu kedap udara, maka yang di luar tidak mungkin mendengar teriakan dari dalam ruangan itu.
                                                                      Lima jam kemudian, saat Juan berada di ambang kematian karena kedinginan, penjaga keamanan pabrik membuka pintu dan menyelamatkan nyawanya. Juan meminta penjaga keamanan itu menceritakan padanya bagaimana ia bisa membukakan pintu ruangan pendingin daging itu, karena pekerjaan itu bukan bagian dari rutinitas pekerjaannya.
                                                                             Penjaga keamanan itu menjelaskan begini, “Ratusan pekerja datang dan keluar setiap hari, tapi Anda adalah salah satu dari sedikit yang selalu menyapa saya di pagi hari dan mengatakan selamat tinggal kepada saya setiap malam ketika meninggalkan tempat ini setelah jam kerja usai. Banyak yang memperlakukan saya se-olah2 saya tak terlihat. Hari ini, seperti biasanya, Anda menyapa saya saat masuk kerja. Tapi setelah jam kerja berakhir, saya belum mendengar Anda mengucapkan kata  ‘selamat tinggal sampai ketemu besok’. Oleh karena itu saya memutuskan untuk memeriksa di sekitar pabrik. Saya masih berharap mendengar kata ‘Hai’ dan ‘Bye’ dari Anda setiap hari. Karena tidak mendengar kata ‘selamat tinggal’ dari Anda, saya tahu sesuatu telah terjadi. Lalu, saya berusaha mencari dan menemukan Anda!”.                                    

Kamis, 15 Mei 2014

Bungkusan

Suatu sore, seorang pemuda datang ke sebuah restoran yang menjual ayam goreng dan membeli 9 potong ayam. Ia membawa ayam gorengnya ke taman, untuk dinikmatibersama kekasihnya di bawah sinar rembulan yang romantis. Ketika membuka bungkusan ayam goreng itu, pemuda itu terkejut. Bukan ayam yang didapatinya, melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 9000 dollar.Pemuda itu kemudian mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya.

Pemilik restoran, merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelpon wartawan surat kabar dan stasiun televisi agar membuat cerita tentang si pemuda. Ia akan menjadi pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan mengilhami yang lain!Namun pemuda yang sedang lapar itu menolaknya. "Kekasihku sedang menunggu. Aku hanya ingin ayam gorengku."Pemilik restoran menjadi semakin kagum atas sikap si pemuda yang begitu rendah hati. Ia memohon agar diijinkan menceritakan kejadian itu kepada wartawan.

Pada saat itulah si pemuda jujur menjadi marah dan meminta ayam gorengnya."Aku tidak mengerti" kata pemilik restoran. "Anda adalah satu-satunya pemuda jujur di tengah dunia yang tidak jujur! Ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengatakan kepada dunia bahwa masih ada orang-orang jujur yang mau bertindak benar. Saya mohon, beritahukan nama Anda dan juga nama wanita itu. Apakah ia istrimu?""Itulah masalahnya," kata si pemuda. "Istriku ada di rumah. Wanita di dalam mobil itu adalah kekasihku. Sekarang berikan ayamku agar aku dapat pergi darisini."

Mudah untuk terlihat baik di depan orang-orang yang tidak mengenalmu. Banyak diantara kita yang melakukan perbuatan baik di sana sini, pergi ke tempat ibadah,berkata benar, dan semua orang mengira kita adalah sosok ideal yang sebenarnya tidak demikian.Yang terpenting adalah apa yang ada di dalam hatimu. Tidaklah penting berapa banyak hal yang kau perbuat atau apa yang orang lain kira tentang dirimu. Yang penting adalah hal yang terdalam. Jangan lakukan sesuatu supaya orang lain menyukaimu atau supaya seseorang kagum padamu - lakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, jadikan dirimu seseorang yang lebih baik.

Anugerah

Saya tertarik dgn apa yg dikatakan oleh Warren Buffet,salah satu org terkaya di AS. Beliau berkata, "Terkadang yg terpenting bukanlah seberapa kuat Anda mendayung perahu, melainkan seberapa cepat arus sungainya." Jgn salah mengerti, mendayung memang penting tp ada yg jauh lebih penting dari itu, yaitu bagaimana bergerak mengikuti derasnya arus.Bekerja memang penting dan itu adalah keharusan. Namun, hendaknya kita jgn lupa bahwa bekerja saja tdk cukup, kita butuh kekuatan arus. Itu yg saya sebut sbg "Kasih Karunia" atau "Anugerah". Sekeras apapun kita bekerja dan sebesar apapun pengorbanan kita dlm pekerjaan, namun jika kita hidup di luar Anugerah Tuhan maka hasil yg kita harapkan tdk sebanding dgn usaha yg kita lakukan. Berkat TUHAN-lah yg menjadikan mampu dan kaya, susah payah tdk akan menambahinya."Sia-sialah kamu bangun pagi2 dan duduk2 sampai jauh malam, dan makan roti yg diperoleh dgn susah payah ... sebab Ia memberikannya kpd yg dicintai-Nya pd waktu tidur." Ayat tsb mengingatkan bahwa selain kita bekerja, kita jg perlu "Anugerah Tuhan" di dlm pekerjaan kita. Anugerah Tuhan itulah yg saya gambarkan spt ..... "arus sungai yg deras". Kita tetap mendayung, namun seberapa cepat laju kita justru ditentukan oleh seberapa cepat arus sungainya, bukan seberapa kita kuat dlm mendayung. Jika kita menyadari kebenaran ini, maka setiap hari kita akan bergantung pd "Anugerah Tuhan" bkn pd kekuatan kita sendiri. Ingatlah bhw kita ini lemah&terbatas dlm byk hal, namun Anugerah Tuhan membuat kita mampu mengalami terobosan dlm byk hal. Itu sebabnya seringkali hasil yg kita dptkan melebihi dr upaya yg telah kita lakukan, ***  Itulah Anugerah.

Jumat, 02 Mei 2014

Anak Anjing Cacat

Seorang anak lelaki memasuki Pet Shop bertuliskan"Dijual Anak Anjing".Ia bertanya :"Berapa harga seekor anak anjing?"Pemilik toko menjawab, "Sekitar 30 sampai 50 Dollar."Anak itu berkata,"Aku hanya mempunyai 23,5 Dollar. Bisakah aku melihat-lihat anak anjing itu?"Pemilik toko tersenyum. Ia lalu bersiul. Tak lama kemudian muncullah lima ekor anak anjing sambil berlarian.Tapi ada seekor yang tampak tertinggal di belakang.Anak itu bertanya,"Kenapa anak anjing itu?"Pemilik toko menjelaskan bahwa anak anjing itu menderita cacat karena kelainan di pinggul saat lahir.Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata,"Aku beli anak anjing itu."Pemilik toko menjawab, "Jangan, jangan beli anak anjing cacat itu, Nak. Jika kau ingin memilikinya, aku akan berikan saja untukmu."Anak itu kecewa.Ia menatap pemilik toko itu dan berkata,"Aku tak mau diberikan cuma-cuma. Meski cacat, harganya sama seperti anak anjing lainnya. Aku akan bayar penuh. Saat ini uangku 23,5 Dollar. Setiap hari aku akan mengangsur 0,5 Dollar sampai lunas."Tetapi lelaki itu menolak, "Nak, jangan beli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari cepat, tidak bisa melompat & bermain seperti anak anjing lainnya."Anak itu terdiam. Lalu ia menarik ujung celana panjangnya. Dan tampaklah kaki yang cacat.Ia menatap pemilik toko itu dan berkata,"Tuan, aku pun tidak bisa berlari cepat. Aku pun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main seperti anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu membutuhkan seseorang yg bisa mengerti penderitaannya."Pemilik toko itu terharu dan berkata,"Semoga anak anjing ini berbahagia karena mempunyai majikan sebaik engkau."Nilai kemuliaan hidup bukanlah terletak pada status ataupun kelebihan yang kita miliki, melainkan pada apa yang kita lakukan berdasarkan pada Cinta Kasih Universal dalam diri kita.Cinta Yang mengerti dan menerima kekurangan."Keindahan fisik bukanlah jaminan keindahan batinnya"....~o)

Harga Sebuah "Baju"

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston , dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.

Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut.
"Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat.
"Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak.

Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.

Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini. bolehkah?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut.
"Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat,
"Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung?! Kalian perlu memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.

Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?"

Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan. Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto , California , di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University , salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju, acap menipu mata kita.

Rabu, 23 April 2014

ATAP DAN TEMBOK:

Di sebuah kamar di RS hanya ada 2 ranjang. Ranjang, yg 1 dekat dgn jendela & yg 1 lagi jauh dari jendela. Setiap harinya gadis yg terbujur lemah yg berada di ranjang dekat jendela menceritakan apa yg dia lihat ke seorang ibu yg terbaring di ranjang satunya lagi.
"Apa yg kamu lihat hari ini?" Kata Ibu itu, Gadis itu menjawab "di luar ada anak-2 kecil berlari riang sedang main dgn anjing kesayangannya. Ada gemerlap lampu2 taman yg indah. Dan banyak sekali angsa2 lewat di kolam."
Dgn riangnya gadis itu bercerita. Hari demi hari Ibu itu bertanya ke gadis itu & gadis itu terus menceritakan apa yg dia lihat di luar jendela akhirnya pada satu malam gadis itu sesak nafas, Ibu itu bisa aja membantu gadis itu dgn memencet bell agar suster datang tapi di biarkan saja. Dalam hatinya, ini kesempatanku utk bisa pindah ke ranjang sebelah dekat jendela jika gadis itu mati jadi bisa lihat pemandangan luar.
Esok harinya gadis itu meninggal & Ibu itu berkata ke suster "aku mau pindah ke ranjang dekat jendela" dgn riangnya Ibu itu melongok ke jendela begitu dia pindah...
Apa yg dia lihat?
Hanyalah "atap & tembok", karena rupanya gadis itu buta.
Terkadang kita suka merasa diri tidak bahagia dan selalu melihat kebahagiaan org lain & Suka ber-andai2.. Andai aku punya istri yg cantik spt dia, Andai aku punya suami yg baik spt dia, Andai aku bisa sekaya dia, Andai aku punya jabatan spt dia, punya ortu spt ortunya, punya mobil sebagus dia, Andai & andai selalu memikirkan apa yg org lain miliki!
Setiap org punya kesusahan masing2, Org yg bahagia adlh org yg selalu melihat hidup ini indah, berpikir positif walaupun hanya "atap dan tembok" di dpn mata tapi yg dia lihat adlh Visinya dan selalu ceria melewati hidup.
Bersyukurlah msh di beri kehidupan & mau membagikan keceriaan kpd org lain..selalulah bersyukur dlm segala hal, karena ada hal indah dibalik semua peristiwa.

Minggu, 06 April 2014

SEMANGKUK MIE KUAH DI MALAM IMLEK

Suatu malam yang juga merupakan malam imlek, di sebuah jalan ada sebuah toko mie bernama Pei Hai Thing. Makan mie pada malam imlek adalah adat istiadat turun temurun karena itu tentu saja pemasukan toko mie sehari penuh itu sangatlah baik. Tidak terkecuali Pei Hai Thing. Majikan toko mie Pei Hai Thing adalah seorang yang jujur dan polos, istrinya adalah seorang yang ramah tamah dan melayani orang penuh kehangatan.

Saat sang istri bersiap-siap menutup toko, pintu toko itu sekali lagi terbuka. Seorang wanita membawa dua orang anaknya, kira-kira berumur 6 dan 10 tahun datang. Anak-anak mengenakan baju olahraga baru yang mirip satu dengan yang lain, tetapi wanita tersebut hanya memakai baju luar bercorak kotak yang telah usang.

Wanita itu berkata dengan takut-takut, "Bolehkah…memesan semangkuk mie kuah?" tanyanya. Kedua anak di belakangnya saling memandang dengan tidak tenang.

"Tentu…tentu boleh, silahkan duduk di sini." kata sang majikan.

Sang istri mengajak mereka ke meja nomor 2 di paling pinggir, lalu berteriak dengan keras ke arah dapur : "Semangkuk mie kuah!"

Sebenarnya jatah semangkuk untuk satu orang hanyalah satu ikat mie, sang majikan lalu menambahkan lagi sebanyak setengah ikat dan menyiapkannya dalam sebuah mangkuk besar penuh, hal ini tidak diketahui sang istri dan tamunya itu. Ibu dan kedua anaknya mengelilingi semangkuk mie kuah itu sambil berbicara dengan suara kecil betapa mie itu enak sekali.

Tak terasa setahun pun berlalu. Usaha Pei Hai Thing tetap ramai. Ketika hendak menutup toko, pintu terbuka lagi dan seorang wanita parobaya sambil membawa dua orang anaknya masuk. Ketika melihat baju luar bercorak kotak yang telah usang itu, dengan seketika sang istri pemilik kembali teringat tahun lalu.

Mereka pun memesan semangkuk mie. Sang majikan mulai menyalakan kembali api yang baru saja dipadamkan. Istrinya dengan diam-diam berkata di samping telinga suami, "Ei, masak 3 mangkuk untuk mereka, boleh tidak?"

"Jangan, kalau demikian mereka bisa merasa tidak enak." kata sang suami sambil menambahkan seikat mie lagi ke dalam kuah yang mendidih. Ibu dan kedua anaknya pun memuji mie tersebut. Mereka kemudian membayar. Meskipun membayar dengan harga yang lama, bukan harga sekarang, suami istri pemilik Pei Hai Thing tidak meminta kekurangannya.

Pada tahun ketiga, majikan toko dengan tergesa-gesa membalikkan setiap lembar daftar harga yang tergantung di dinding dan daftar kenaikan harga mie kuah ditulis ulang menjadi harga lama. Di atas meja nomor 2, sang istri telah meletakkan kartu tanda telah dipesan. Setelah lewat jam 22.00, ibu dengan dua orang anaknya muncul kembali.

Sang kakak memakai seragam SMP, sang adik mengenakan jaket, yang kelihatan agak kebesaran, yang dipakai kakaknya tahun lalu. Kedua anak ini makin kelihatan tumbuh dewasa, sang ibu tetap memakai baju luar bercorak kotak usang yang telah luntur warnanya.

Sang istri mengajak mereka ke meja nomor 2 dan dengan cepat menyembunyikan tanda telah dipesan yang sebelumnya diletakkan di sana. "Tolong…tolong buatkan 2 mangkuk mie, bolehkah?" Sang majikan lalu melempar 3 ikat mie ke dalam kuah yang mendidih. Ibu dan kedua anaknya makan sambil bicara dengan gembira. Sepasang suami istri yang berdiri di balik pintu juga turut merasakan kegembiraan mereka.

Dari pembicaraan mereka, ternyata suami dari wanita itu mengalami kecelakaan dan harus membayar mahal untuk pengobatan sehingga anaknya yang besar harus mengantar koran dan anak termudanya membantu membeli sayur dan masak nasi. Berkat usaha kedua anaknya, mereka bisa membayar sisa biaya pengobatan hingga lunas. Namun, ada sebuah kisah lagi di balik kejadian itu.

Anak termudanya menulis sebuah karangan dan terpilih secara khusus menjadi wakil di wilayah tempat mereka tinggal. Tema yang diberikannya adalah "Cita-Citaku", karangannya bertema semangkuk mie kuah. "Ayah mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggalkan hutang yang banyak; demi untuk membayar hutang, mama bekerja keras dari pagi hingga malam, sampai kakak saya harus mengantar koran. Pada malam tahun baru, kami bertiga ibu dan anak bersama-sama memakan semangkuk mie kuah, sangatlah lezat… 3 orang hanya memesan semangkuk mie kuah. Pemilik toko yaitu paman dan istrinya malah masih mengucapkan terima kasih kepada kami! Suara itu sepertinya sedang memberikan dorongan semangat untuk kami agar tegar menjalani hidup, secepatnya melunasi hutang dari ayah." isi sebagian dari karangan itu.

Hari ini, mungkin Anda tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, namun teruslah berbuat baik. Layanilah sesamamu seperti kepada Tuhan dan bukan untuk manusia. Selalu ada manfaat yang bisa dipetik saat kita dengan sungguh-sungguh melakukan apa yang kita kerjakan. 

Ini AKU

Ini sebuah kisah yang menarik dan menyentuh. Ada seorang laki2 paruh baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil A Cong (Ah Chong, ejaan inggrisnya). Miskin, tetapi jujur dan tekun. Kejujuran dan ketekunan itu mendapat perhatian seorang pemilik toko material di daerah Glodok, Pinangsia, Jakarta . A Cong diangkat menjadi CEO (chief exec.officer) atau penanggung jawab penuh toko tersebut. Usaha material itu meraup sukses luar biasa.

Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani pembeli, sampai ia tak sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap melayani.

Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia menyempatkan diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ. Dan itu ia lakukan tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun.

Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor memuncak .. ! Ia telah memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di gerejanya. A Cong datang di pintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda salib, lalu segera bablas lagi.

Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari, itu-itu saja. Adakah udang dibalik batu??? Jangan2 ….. Romo yang penasaran itu mencari kesempatan menghadang si A Cong, dan bertanya tanpa basa-basi lagi: Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2 Tionghoa), kenapa Encek saben hari datang jam 12 begini, cuman berdiri aja di pintu, bikin tanda salib, terus cepet2 pergi?’ Kaget, si A Cong menjawab tersipu: ‘Hah?!… Lomo, owe ini olang sibuk, owe punya waktu seliki, tapi owe seneng dateng kemali.’

Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: Emangnya apa yang Encek lakukan di pintu gereja gitu?’Jawab A Cong dengan polos: ‘Ngga ada apa2. Benel Owe cuman bilang ini doang: Tuhan Yesus, ini owe, A Cong. Uuudah .’

Terbengong, hanya ‘Oh….!’ yang bisa dilontarkan sang Romo. Dan A Cong pun bergegas kembali ke tokonya.

Pada suatu hari A Cong sakit parah karena super sibuk dan makan sekenanya, tidak teratur. Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan ke rumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3, satu kamar dihuni 8 orang pasien. Sejak masuknya A Cong, kamar itu menjadi ceria, penuh canda tawa.Tak terasa 3 bulan sudah A Cong dirawat. Ia pun sembuh dan diperbolehkan pulang.

Ia gembira, tentunya, tetapi teman2 sekamarnya bersedih. Selama dirawat itu, semua sesama pasien dihiburnya. A Cong setiap pagi menghampiri teman2 pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2. Sayang, sekarang A Cong harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi.

Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba bertanya: ‘Eh Cek A Cong, mau nanya nih. Kenapa sih Encek begitu gembira, dan selalu gembira, padahal penyakit Encek ‘ kan serius?’ Acong tercenung dan menjawab ’saben ali yam lua welas, yah, ada olang laki lambut gondlong dateng, megang kaki saya, dia bilang: A Cong, ini aku, Yesus Kristus. Gimana owe nggak seneng, coba…’

Rabu, 26 Maret 2014

Apakah Engkau Yesus


Beberapa tahun lalu sebuah grup salesman menghadiri sebuah konfrensi di Chicago. Mereka telah berjanji kepada istri masing-masing akan tiba di rumah pada hari Jumat malam untuk makan malam bersama. Hal ini membuat mereka terburu-buru mengejar pesawat mereka sambil membawa koper-kopernya. Namun saat menuju tempat boarding pass tanpa sengaja salah seorang salesman itu menyenggol sekotak apel yang dijajakan. Apel-apel itu berhamburan kemana-mana. Namun para salesman itu tetap bergegas mengejar pesawat mereka, karena jika tidak maka mereka akan terlambat.

Tapi satu orang diantara mereka berhenti. Dia berhenti sejenak dan mengambil nafas dalam-dalam, dia mencoba mendengarkan suara hatinya, dan ia merasakan belas kasihan pada gadis yang menjual apel-apel itu. Dia segera memberitahu teman-temannya untuk berangkat tanpa dirinya, dia meminta salah satu dari mereka untuk menghubungi istrinya bahwa ia akan terlambat pulang. Pria itu kemudian kembali ke terminal dimana apel-apel tadi berhamburan ke lantai.

Pria itu bersyukur telah membuat keputusan yang benar. Gadis penjual apel itu ternyata buta! Gadis itu menangis, dan rasa frustasi terlihat jelas diwajahnya. Dia mencoba meraba-raba mencari apel-apelnya. Ia berseru meminta pertolongan untuk mengumpulkan barang dagangannya, namun tidak seorang pun yang peduli.

Salesman itu berlutut memunguti apel itu bersama gadis itu, setelah mengumpulkannya, ia membantu menatanya kembali di meja. Saat ia melihat banyak diantara apel itu yang rusak, ia memisahkannya. Saat telah selesai, ia berkata kepada gadis itu, “Ini uang 40 dolar, tolong ambil ini untuk mengganti kerusakan yang terjadi. Apakah kamu baik-baik saja?”

Gadis itu menghapus air matanya.

Pria itu kemudian berkata, “Aku harap apa yang kami lakukan tidak merusak harimu sedemikian buruk.”

Ketika pria itu hendak pergi meninggalkan gadis buta itu, gadis itu memanggilnya kembali.

”Tuan..” Pria itu berbalik menatap gadis itu.

”Apakah engkau Yesus?” tanya gadis itu.

Pria itu hanya tertegun dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Perlahan dia pergi ke arah penjual tiket untuk pulang kerumahnya dengan pesawat selanjutnya. Namun pertanyaan gadis itu terus terdengar di telinganya, “Apakah engkau Yesus?”

Banyak orang di dunia ini seperti gadis itu, mereka dalam keadaan buta dan membutuhkan pertolongan. Namun kita yang telah dicelikkan oleh Yesus Kristus jarang yang mau berhenti sejenak dan menolong mereka. Jika kita menyatakan mengenal Yesus, seharusnya kita berjalan dan hidup sebagaimana Yesus hidup. Sehingga ketika kehidupan seseorang bersentuhan dengan hidup kita, dia dapat merasakan kasih Yesus itu. Sudahkah hidup kita mencerminkan kehidupan Yesus?

Tuhan memberkatimu hari ini. Amin

Minggu, 23 Maret 2014

MITRA


Pernah seorang bangsawan mengundang teman-teman dan tetangga-tetangganya untuk dijamu di rumahnya. Dia berpesan agar semua tamu undangannya membawa anggur dalam sebuah botol kecil, nantinya akan dituangkan bersama dengan yang lain ke dalam tempayan yang besar. Setiap orang berpikir “Apa artinya anggur saya dalam botol kecil ini? Aku akan mengisinya dengan air saja, dan pastinya tak ada orang yang akan merasakan perbedaannya.”
Ketika para tamu telah hadir, si bangsawan memerintah pesuruhnya menyajikan anggur dari tempayan yang besar yang berisi tuangan dari botol-botol tamunya. Betapa terkejutnya mereka, rasa tuangan dari tempayan tersebut, air saja. Hal ini karena mereka berpikir “Apa artinya anggur saya dalam botol kecil ini? Aku akan mengisinya dengan air saja, dan pastinya tak ada orang yang akan merasakan perbedaannya.”

PERCAYA ALLAH


Ada banjir besar di suatu daerah, seorang aktivis kemanusiaan berenang ke tempat yang dalam untuk sedapat mungkin menolong yang membutuhkan. Banjir airnya naik sampai pinggangnya dan masih terus naik. Di sana dia menemukan dan menolong 2 orang yang sakit perlu pertolongan. Beberapa saat kemudian sebuah sampan mendekat, dan salah seorang di atas sampan itu berkata “Biarkan saya menolong kau.” Tetapi si aktivis berkata “Ambil tolong dua orang ini, biarlah saya di sini menolong yang lain lagi. Allah pasti menyelematkan aku.” Kemudian sampan pun menjauh.
Air terus naik sampai ke dagunya, dan dia menemukan kembali seorang ibu dan anaknya membutuhkan pertolongan. Berapa saat kemudian kemudian sebuah sampan mendekat, dan seorang di atas sampan itu berkata “Mari aku tolong kau.” Tetapi si aktivis berkata “Selamatkan orang-orang ini. Allah pasti menyelematkan aku.” Sampan menjauhi dia dengan memuat orang lain.
Akhirnya air naik sampai kepala, dan aktivis pun tenggelam dan meninggal. Dia menemukan dirinya dijemput seorang malaikat, dihantarkan ke hadapan Allah. Si aktivis mengatakan “Allah saya selalu menjalani hidup dengan baik, menjalankan semua perintahMu, memberi makan pada yang lapar, menolong yang berkesusahan, sering berdoa. Mengapa Engkau tidak menolong aku ketika akan tenggelam?”
Allah menjawab “Jangan menyalahkan Aku. Aku telah berbuat berbuat segala sesuatu untuk menolong kau. Bukankah Aku telah mengirimkan dua buah sampan untuk menolong kau?”

Jumat, 21 Maret 2014

HARAPAN

Sepasang kekasih yang hendak menikah, tertunda menikahnya karena si pria harus melakukan perjalanan dinas yang lama dan jauh. Hari-hari, bulan-bulan, bahkan tahun-tahun tanpa ada berita. Si gadis menanti dengan sedih, tetapi tanpa kehilangan harapan akan kembalinya sang kekasih.
Beberapa sahabat gadis berempati dan berbohong untuk menggembirakan temannya tersebut. “Sahabatku yang malang, tampaknya kekasihmu telah melupakan kau dan tidak akan kembali.” Sedih dan sakit hati si gadis karena ucapan-ucapan sahabat-sahabatnya tersebut. Mengurung diri dalam kamar, dan menangis sejadi-jadinya sendirian.
Kemudian si gadis mengambil surat terakhir dari sang kekasih dimana si pria bersumpah bahwa dia akan tetap setia dan sungguh-sungguh dengan cintanya. Membaca lagi surat itu, si gadis merasa nyaman dan damai, semangatnya pulih kembali dan terus sabar menanti kepulangan si pria.
Sesudah bertahun-tahun, si pria pulang. Dengan keheranan dia bertanya pada si gadis “Bagaimana engkau dapat tetap tinggal dan setia kepadaku setelah sekian lama?” Si gadis menjawab “Kasihku, saya masih tetap menyimpan suratmu dan saya percaya padamu.”

SURGA

Ada seseorang yang memiliki kerinduan yang tidak pernah habis, yakni kerinduan akan masuk ke surga. Akhirnya orang itu mati dan masuk surga. Lalu seorang malaikat datang menghantarkan dia dan menunjukkan kepadanya pemandangan-pemandangan yang indah, gunung-gunung menjulang hijau megah, bunga-bunga semerbak, sinar matahari yang indah benderang, dan beberapa anak kecil yang sedang bermain-main di pinggir jalan. Terpana akan hal tersebut, dia berkata “Betapa indahnya surga.” Malaikat itu menimpali perkataan itu “Ini bukan surga, tetapi dunia yang pernah kau tinggali, dan tidak pernah kau lihat.”

MENCARI ALLAH

Suatu peristiwa, ada seorang muda ingin bertemu Allah. Kemudian dia pergi ke satu tempat ibadah yang indah dan luas. Dia pikir dalam tempat ibadah yang luas dan indah, dia dapat mengalami kehadiran Allah. Merasa hatinya dipenuhi dengan kehadiran Allah, si anak terlena, tertidur.
Berapa saat kemudian, dia terbangun karena ditepuk bahunya oleh seorang kakek. “Kamu lapar nak? Saya dapat memberimu sedikit uang untuk membeli makanan.” Menyadari begitu sederhananya perhatian, kasih dan pemberian kakek itu pada seseorang yang tidak dia kenal, si anak pun mengucapkan terima kasih. Kemudian dia keluar dari tempat ibadah tersebut, dan berbahagia karena dia telah tahu bahwa dia telah menemukan Allah lewat lebih dari satu cara.

Kamis, 20 Maret 2014

MURID

Seorang anak muda belajar di suatu padepokan untuk belajar pada seorang guru. Setelah belajar beberapa lama, si murid menyadari, bahwa gimanapun dia belajar tidak akan menyamai atau bahkan melebihi gurunya. Sehingga dia bermaksud meminjam semua alat-alat dan literatur gurunya. Dia pikir dengan membaca literatur dan menggunakan ala-alat gurunya, dia minimal akan seterampil gurunya. Setelah beberapa bulan, dia kembali ke padepokan dan berkata “Saya tidak dapat berbuat seindah dan sebaik guru walau telah aku baca semua literatur guru dan menggunakan alat-alat guru”. Guru itu menjawab “Bukan literatur atau alat yang kau butuhkan, melainkan semangat gurumu”.

LOMPATAN

Pada suatu malam, sebuah rumah terbakar, dan seorang anak terpaksa naik ke atas atap untuk menyelamatkan diri.Ayahnya berdiri di bawah dengan merentangkan tangannya, memanggil anaknya dan berteriak “Lompat nak! Aku akan menangkap kau”. Dia tahu hanya dengan melompat dari atap rumah itulah cara yang paling memungkinkan menyelamatkan anaknya. Sementara antara anak dan ayahnya hanya terlihat api, asap dan kegelapan. Tentu saja ini membuat sang anak kebingungan. Ayahnya berteriak lagi “Lompat nak! Aku akan menangkap kau”. Tetapi anak itu protes, “Pak, tetapi aku tidak dapat melihat engkau! Itu masalahnya”

Senin, 10 Februari 2014

Pasangan Tua dan Kalajengking

Suatu hari hiduplah sepasang kakek-nenek yang miskin di Mexico. Kapanpun kau mengunjungi rumah mereka, akan selalu ada ayam-ayam berlarian. Setiap pagi ayam jantan akan membangunkan mereka dan para tetangga juga akan terbangun.

Walaupun ayam-ayam itu bisa bertelur dan juga bisa dibuat kaldu ayam yang enak, mereka juga merepotkan ketika mereka buang kotoran sembarang di jalan. Si nenek harus membersihkan kotoran-kotoran ayam itu setiap pagi. Juga pada saat itu, orang-orang miskin berjalan bertelanjang kaki dan ketika mereka menginjak kotoran ayam, rasanya akan sangat tidak nyaman di antara jari-jari kaki. Suatu waktu, kotoran ayam itu kadang menempel sepanjang perjalanan dan bahkan terbawa hingga pulang.

Walaupun pasutri tua itu seringkali merasa ayam-ayam mereka menyebalkan, mereka menerima ayam-ayam itu sebagai bagian dari hidup mereka seperti para pendahulu mereka sebelumnya selalu memelihara ayam di sekitar mereka. Mereka juga bersyukur bisa memakan telur dan daging ayam, jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk mengubah keadaan ini.

Para tetangga seringkali komplain kepada pasutri tua itu karena ayam jago mereka membangunkan para tetangga pagi-pagi sekali. Tetapi pasutri tua itu selalu meminta maaf dan tetap memelihara si ayam jantan. Itu hanya selalu terjadi seperti biasanya.

Akhirnya pasutri tua yang miskin  meninggal dan anak-anak mereka pindah ke rumah mereka. Anak-anak mereka memiliki uang yang lebih banyak, jadi mereka berpikir, “untuk apa  memiliki ayam-ayam ini yang selalu membuat berantakan halaman kita. Kita bisa membeli telur dan daging ayam dari toko.”

Para tetangga sangat senang karena sekarang bisa tidur di pagi hari tanpa mendengar si ayam jantan berkokok. Si istri juga tidak perlu membersihkan jalanan lagi.

Tapi suatu hari, ketika sang suami sedang berjalan di dalam rumah bertelanjang kaki, dia disengat kalajengking. Dia harus dengan segera dibawa ke rumah sakit untuk diberikan penawar racun. Dia hampir mati dan biaya rumah sakit sangat mahal.

Setelah kejadian menakutkan ini, mereka mulai merenung dan mencari tahu mengapa para pendahulu mereka tidak pernah ada yang disengat kalajengking. Bertanya kepada orang-orang tua lain yang bijaksana, mereka menemukan bahwa ayam-ayam merepotkan itulah yang selama ini memakan kalajengking dan menjaga rumah yang miskin  itu aman untuk ditinggali manusia.

            Cerita ini untuk menjabarkan apa yang terjadi apabila kita membuang tradisi Katolik hanya karena kita berpikir kita tak memerlukannya lagi. Selama ratusan tahun, Roh Kudus telah menyusun Misa Latin yang luar biasa indah dan semua praktik tradisional Katolik lainnya. Tetapi kemudan datang para “orang Katolik modern” yang melihat semua “ritual yang ketinggalan zaman” ini sebagai rubrik tidak penting yang diulang-ulang. Dan mereka membuangnya.