Senin, 12 November 2012

Prasangka

Sore itu Tony baru sadar bahwa ia punya tiga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sekarang juga sebelum terlambat. Besok tiga2nya harus sudah selesai dan dikumpulkan. Tony sedikit panik berpikir bahwa ia harus lembur malam ini. Buku2 berserakan di meja dan lantai kamarnya, matanya lekat ke laptop mengetik tugas2 sekolahnya yang baru saja dimulai.

Masih dalam konsentrasi penuh pada pekerjaannya, lamat2 Tony mendengar suara langkah2 kecil mendekati kamarnya. Ia tahu itu pasti satu2nya adik perempuannya, Sandy yang berumur 5 tahun, yang pasti akan masuk kamarnya dan mulai mengacak2 kamarnya.
 "Stop di situ!! Jangan masuk kamar, aku masih sibuk!!" Tanpa menoleh, suara Tony melengking tinggi bagai halilintar mengejutkan adiknya.

Ketika ia masih mendengar langkah2 kecil makin mendekati meja belajarnya, Tony berteriak lagi tanpa berpaling dari laptopnya:
 "Aku bilang, kalau mau main di luar sana, jangan ganggu orang yang sedang belajar!!"
 "Tapi…" suara adiknya terdengar tersendat seperti hampir menangis. Tony seperti tak sabar lagi, dan ketika ia memalingkan mukanya ingin menghardik adiknya untuk yang ketiga kalinya, ia melihat adiknya membawa dua mangkuk kecil.

"Aku Cuma mau membagi es krim ini…aku tahu kakak menyukainya…" kata adiknya hampir menangis. Tony terdiam, melihat tangan adiknya yang gemetar entah ketakutan atau kedinginan memegangi mangkuk2 es krim yang masih beku. Ada getar2 rasa menyesal di hatinya telah berpikiran buruk atas kehadiran adiknya.
 "Owh…taruh saja di atas meja…" Kata Tony hampir tak terdengar. Dan ketika adiknya bergegas akan meninggalkan kamarnya, Tony segera memanggilnya: "Sandy…..terimakasih" Ia masih sempat melihat mata adiknya berbinar dan masih menyisakan sedikit senyum di sela2 ketakutannya.

Betapa mudah kita mengadili orang lain? Betapa sering kita berprasangka buruk atas kehadiran orang lain di sekitar kita? Bahkan jika seandainya mereka biasa kita kenal sebagai pribadi yang sering mengganggu, tak selalu dan selamanya mereka terus mengganggu kita. Tak perlu juga berprasangka buruk ketika tiba2 orang berbaik hati kepada kita di luar kebiasaan.

Hidup itu selalu membawa perubahan, dan manusia yang merupakan bagian dari hidup juga bisa berubah; tak selamanya mereka buruk, tak selamanya mereka menjadi pengganggu. Ingatkah ketika kita untuk pertama kalinya pergi jauh dari rumah, meninggalkan sanak keluarga untuk beberapa waktu. Seketika kita merasa kehilangan dan rindu bahkan akan hardikan, omelan dan kehadiran mereka yang kadang mengganggu.

Hati yang terbuka dan sabar memberi kesempatan bagi kehadiran orang lain dalam hidup kita, sering memudahkan kita untuk tahu menghargai kebaikan dan kasih yang mereka berikan. Sebaliknya, prasangka buruk dan sikap mudah mengadili hanyalah seperti hawa dingin yang membekukan hasrat orang lain untuk berubah lebih baik dan berkembang secara maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar