Minggu, 04 November 2012

Jawaban Doa

Ada pertengkaran hebat sepertinya… Saya tak banyak mengerti pembicaraan di telpon karena Mike yang adalah seorang Indian, lebih sering memakai bahasa lokal dari sebuah suku kecil yang tidak begitu terbiasa di telinga saya. Hanya saja dari nadanya, dari raut wajahnya, dari cara Mike melempar cellphone nya ke kursi belakang; itu semua sudah cukup menunjukkan kepada saya bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

"Mike….sepertinya kamu mengemudi terlalu cepat…." Kataku perlahan2 takut menyinggung perasaannya. Mike hanya melotot sesaat ke arahku lalu makin memacu mobilnya. Sudah lebih dari lima mobil, yang menurut perhitunganku melaju pada batas kecepatan maksimum, dillewati oleh Mike; itu berarti ia melaju jauh melampaui batas yang diijinkan. Bukannya takut ditilang polisi, tapi pertama2 saya khawatir dengan caranya mengemudi.

Dalam hati saya agak mengutuk isterinya yang menelpon selagi ia mengemudi. Saya juga mengeluh, mengapa begitu banyak orang yang sudah tahu bahwa orang yang ditelponnya sedang mengemudi, kog ya nekad terus aja menghubungi. Tidakkah mereka sempat berpikir tentang keselamatan orang yang diajak bicara sementara mengemudi? Tidakkah mereka terpikir bahwa dalam arti tertentu mereka yang menelpon bisa menjadi penyebab kecelakaan dan 'membunuh' orang2 yang mereka telpon di jalanan?? Sekarang saya sedang merasakan bahayanya! Saya tidak berani lagi menegur Mike, takut membuatnya semakin frustrasi dan marah lalu makin tak terkendali.

Akhirnya saya hanya diam, dan dalam hati sungguh2 berdoa mohon perlindungan Tuhan. Saya tidak ingat berapa banyak permohonan yang saya panjatkan; seingat saya kata2 yang paling sering saya ulang2 adalah: "Tuhan, redakan kemarahan dalam diri Mike, atau seandainya ia tetap 'memelihara' kemarahan itu; setidaknya tunjukkan cara untuk menghentikan mobil ini sebelum hal2 yang lebih buruk terjadi".

Baru saja doa saya selesai, Mike sudah menyalib satu lagi mobil Pick up Silverado di sebelah kanan kami. Saya masih melihat di kaca spion, mobil yang kami salib segera berpindah jalur ke kiri yang berarti siap2 untuk ganti menyalib mobil kami.
"Duh! lengkaplah sudah… si Mike sedang dalam emosi tinggi, dan sekarang sopir pick up itu nampaknya juga naik darah karena disalib dan ingin membalas menyalib.. Tuhan, inikah jawabanMu atas doa2 saya? Dengan justru memasukkan saya ke dalam situasi yang lebih buruk lagi?" dalam hati saya mengeluh.

Begitu mobil pick up itu melaju sejajar dengan mobil kami, si sopir tiba2 melambai2kan tangannya seperti aba2 polisi yang memaksa pengemudi yang melanggar untuk segera menepi dan menghentikan laju kendaraannya. "Apa pula maunya orang ini??" suara Mike bernada sangat tinggi dan penuh ancaman.
 "Mike, kita belum tahu apa yang sedang terjadi, sebaiknya kita menepi sebentar.." kataku berusaha meredakan marahnya sambil mencoba mengingatkan.

Sopir pick up itu berhenti hanya beberapa meter di depan mobil kami. Mike masih sibuk mencari sesuatu di kotak peralatan ketika sopir tersebut tahu2 sudah berjalan mendekati kami dan berkata:
 "Maaf tuan, saya melihat ada yang tidak beres dengan mobil anda. Ada kepulan asap dan juga ceceran minyak seperti olie menetes cukup banyak dari bawah mobil anda. Saya takut akan terjadi sesuatu, jadi saya pikir harus memberi tahu anda…" Kami berdua seperti melompat dari kursi dan segera membungkuk memeriksa bagian bawah mobil. Benar, ada olie yang bocor, bukan hanya menetes, tapi sungguh mengalir kecil dan membasahi banyak bagian mesin yang panas dan menyebabkan kepulan asap! Mike seperti luluh dari amarahnya dan tak sadar segera merangkul orang yang telah berbaik hati menyelamatkan kami.

Kali itu saya tak berani lagi mengeluh kepada Tuhan. Bahkan ketika kami harus menunggu satu jam lebih kedatangan tukang service dan hampir dua jam untuk perbaikan mobil kami. Tuhan menjawab doa saya, dengan caraNya sendiri tentunya, untuk menyelamatkan kami dari bahaya yang lebih besar!

Beberapa hal bisa saya petik dari peristiwa itu:
 Jangan nekad mengemudi dalam kemarahan atau pertengkaran, apalagi jika ada orang lain bersama anda. Kita tak pernah tahu seberapa besar tanggung jawab kita atas orang2 yang kita bawa dalam kendaraan kita. Tugas kita membawa mereka pergi dan pulang dengan selamat.

Jika anda sedang menelpon orang yang anda kasihi, dan tahu atau merasa yakin mereka sedang mengemudi, tolong hentikan percakapan atau suruh mereka menepi sejenak dan segera selesaikan percakapan. Dengan cara itu anda telah menyelamatkan nyawa orang2 yang anda kasihi yang sedang dalam perjalanan. Ingat, segala hal yang buruk bisa terjadi atas orang2 yang anda kasihi di perjalanan mereka tanpa perlu minta ijin dari anda.

"Jalanku bukan jalanMu, pikiranku bukan pikiranMu". Jangan terlalu mudah mengeluh dan cepat protes ketika hal2 yang buruk atau kegagalan seperti menghentikan langkah kita. Kadang itu menjadi cara Tuhan untuk menyelamatkan kita dari suatu bahaya yang lebih besar yang tidak kita sadari. Ketika anda gagal bepergian dengan teman, ketika kencan yang direncanakan bubar, ketika upaya untuk meraih sesuatu terhenti persis di ujung keberhasilan; mungkin Tuhan berpikir lain untuk menyelamatkan kita dari suatu bahaya yang tidak kita ketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar