Rabu, 26 Maret 2014

Apakah Engkau Yesus


Beberapa tahun lalu sebuah grup salesman menghadiri sebuah konfrensi di Chicago. Mereka telah berjanji kepada istri masing-masing akan tiba di rumah pada hari Jumat malam untuk makan malam bersama. Hal ini membuat mereka terburu-buru mengejar pesawat mereka sambil membawa koper-kopernya. Namun saat menuju tempat boarding pass tanpa sengaja salah seorang salesman itu menyenggol sekotak apel yang dijajakan. Apel-apel itu berhamburan kemana-mana. Namun para salesman itu tetap bergegas mengejar pesawat mereka, karena jika tidak maka mereka akan terlambat.

Tapi satu orang diantara mereka berhenti. Dia berhenti sejenak dan mengambil nafas dalam-dalam, dia mencoba mendengarkan suara hatinya, dan ia merasakan belas kasihan pada gadis yang menjual apel-apel itu. Dia segera memberitahu teman-temannya untuk berangkat tanpa dirinya, dia meminta salah satu dari mereka untuk menghubungi istrinya bahwa ia akan terlambat pulang. Pria itu kemudian kembali ke terminal dimana apel-apel tadi berhamburan ke lantai.

Pria itu bersyukur telah membuat keputusan yang benar. Gadis penjual apel itu ternyata buta! Gadis itu menangis, dan rasa frustasi terlihat jelas diwajahnya. Dia mencoba meraba-raba mencari apel-apelnya. Ia berseru meminta pertolongan untuk mengumpulkan barang dagangannya, namun tidak seorang pun yang peduli.

Salesman itu berlutut memunguti apel itu bersama gadis itu, setelah mengumpulkannya, ia membantu menatanya kembali di meja. Saat ia melihat banyak diantara apel itu yang rusak, ia memisahkannya. Saat telah selesai, ia berkata kepada gadis itu, “Ini uang 40 dolar, tolong ambil ini untuk mengganti kerusakan yang terjadi. Apakah kamu baik-baik saja?”

Gadis itu menghapus air matanya.

Pria itu kemudian berkata, “Aku harap apa yang kami lakukan tidak merusak harimu sedemikian buruk.”

Ketika pria itu hendak pergi meninggalkan gadis buta itu, gadis itu memanggilnya kembali.

”Tuan..” Pria itu berbalik menatap gadis itu.

”Apakah engkau Yesus?” tanya gadis itu.

Pria itu hanya tertegun dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Perlahan dia pergi ke arah penjual tiket untuk pulang kerumahnya dengan pesawat selanjutnya. Namun pertanyaan gadis itu terus terdengar di telinganya, “Apakah engkau Yesus?”

Banyak orang di dunia ini seperti gadis itu, mereka dalam keadaan buta dan membutuhkan pertolongan. Namun kita yang telah dicelikkan oleh Yesus Kristus jarang yang mau berhenti sejenak dan menolong mereka. Jika kita menyatakan mengenal Yesus, seharusnya kita berjalan dan hidup sebagaimana Yesus hidup. Sehingga ketika kehidupan seseorang bersentuhan dengan hidup kita, dia dapat merasakan kasih Yesus itu. Sudahkah hidup kita mencerminkan kehidupan Yesus?

Tuhan memberkatimu hari ini. Amin

Minggu, 23 Maret 2014

MITRA


Pernah seorang bangsawan mengundang teman-teman dan tetangga-tetangganya untuk dijamu di rumahnya. Dia berpesan agar semua tamu undangannya membawa anggur dalam sebuah botol kecil, nantinya akan dituangkan bersama dengan yang lain ke dalam tempayan yang besar. Setiap orang berpikir “Apa artinya anggur saya dalam botol kecil ini? Aku akan mengisinya dengan air saja, dan pastinya tak ada orang yang akan merasakan perbedaannya.”
Ketika para tamu telah hadir, si bangsawan memerintah pesuruhnya menyajikan anggur dari tempayan yang besar yang berisi tuangan dari botol-botol tamunya. Betapa terkejutnya mereka, rasa tuangan dari tempayan tersebut, air saja. Hal ini karena mereka berpikir “Apa artinya anggur saya dalam botol kecil ini? Aku akan mengisinya dengan air saja, dan pastinya tak ada orang yang akan merasakan perbedaannya.”

PERCAYA ALLAH


Ada banjir besar di suatu daerah, seorang aktivis kemanusiaan berenang ke tempat yang dalam untuk sedapat mungkin menolong yang membutuhkan. Banjir airnya naik sampai pinggangnya dan masih terus naik. Di sana dia menemukan dan menolong 2 orang yang sakit perlu pertolongan. Beberapa saat kemudian sebuah sampan mendekat, dan salah seorang di atas sampan itu berkata “Biarkan saya menolong kau.” Tetapi si aktivis berkata “Ambil tolong dua orang ini, biarlah saya di sini menolong yang lain lagi. Allah pasti menyelematkan aku.” Kemudian sampan pun menjauh.
Air terus naik sampai ke dagunya, dan dia menemukan kembali seorang ibu dan anaknya membutuhkan pertolongan. Berapa saat kemudian kemudian sebuah sampan mendekat, dan seorang di atas sampan itu berkata “Mari aku tolong kau.” Tetapi si aktivis berkata “Selamatkan orang-orang ini. Allah pasti menyelematkan aku.” Sampan menjauhi dia dengan memuat orang lain.
Akhirnya air naik sampai kepala, dan aktivis pun tenggelam dan meninggal. Dia menemukan dirinya dijemput seorang malaikat, dihantarkan ke hadapan Allah. Si aktivis mengatakan “Allah saya selalu menjalani hidup dengan baik, menjalankan semua perintahMu, memberi makan pada yang lapar, menolong yang berkesusahan, sering berdoa. Mengapa Engkau tidak menolong aku ketika akan tenggelam?”
Allah menjawab “Jangan menyalahkan Aku. Aku telah berbuat berbuat segala sesuatu untuk menolong kau. Bukankah Aku telah mengirimkan dua buah sampan untuk menolong kau?”

Jumat, 21 Maret 2014

HARAPAN

Sepasang kekasih yang hendak menikah, tertunda menikahnya karena si pria harus melakukan perjalanan dinas yang lama dan jauh. Hari-hari, bulan-bulan, bahkan tahun-tahun tanpa ada berita. Si gadis menanti dengan sedih, tetapi tanpa kehilangan harapan akan kembalinya sang kekasih.
Beberapa sahabat gadis berempati dan berbohong untuk menggembirakan temannya tersebut. “Sahabatku yang malang, tampaknya kekasihmu telah melupakan kau dan tidak akan kembali.” Sedih dan sakit hati si gadis karena ucapan-ucapan sahabat-sahabatnya tersebut. Mengurung diri dalam kamar, dan menangis sejadi-jadinya sendirian.
Kemudian si gadis mengambil surat terakhir dari sang kekasih dimana si pria bersumpah bahwa dia akan tetap setia dan sungguh-sungguh dengan cintanya. Membaca lagi surat itu, si gadis merasa nyaman dan damai, semangatnya pulih kembali dan terus sabar menanti kepulangan si pria.
Sesudah bertahun-tahun, si pria pulang. Dengan keheranan dia bertanya pada si gadis “Bagaimana engkau dapat tetap tinggal dan setia kepadaku setelah sekian lama?” Si gadis menjawab “Kasihku, saya masih tetap menyimpan suratmu dan saya percaya padamu.”

SURGA

Ada seseorang yang memiliki kerinduan yang tidak pernah habis, yakni kerinduan akan masuk ke surga. Akhirnya orang itu mati dan masuk surga. Lalu seorang malaikat datang menghantarkan dia dan menunjukkan kepadanya pemandangan-pemandangan yang indah, gunung-gunung menjulang hijau megah, bunga-bunga semerbak, sinar matahari yang indah benderang, dan beberapa anak kecil yang sedang bermain-main di pinggir jalan. Terpana akan hal tersebut, dia berkata “Betapa indahnya surga.” Malaikat itu menimpali perkataan itu “Ini bukan surga, tetapi dunia yang pernah kau tinggali, dan tidak pernah kau lihat.”

MENCARI ALLAH

Suatu peristiwa, ada seorang muda ingin bertemu Allah. Kemudian dia pergi ke satu tempat ibadah yang indah dan luas. Dia pikir dalam tempat ibadah yang luas dan indah, dia dapat mengalami kehadiran Allah. Merasa hatinya dipenuhi dengan kehadiran Allah, si anak terlena, tertidur.
Berapa saat kemudian, dia terbangun karena ditepuk bahunya oleh seorang kakek. “Kamu lapar nak? Saya dapat memberimu sedikit uang untuk membeli makanan.” Menyadari begitu sederhananya perhatian, kasih dan pemberian kakek itu pada seseorang yang tidak dia kenal, si anak pun mengucapkan terima kasih. Kemudian dia keluar dari tempat ibadah tersebut, dan berbahagia karena dia telah tahu bahwa dia telah menemukan Allah lewat lebih dari satu cara.

Kamis, 20 Maret 2014

MURID

Seorang anak muda belajar di suatu padepokan untuk belajar pada seorang guru. Setelah belajar beberapa lama, si murid menyadari, bahwa gimanapun dia belajar tidak akan menyamai atau bahkan melebihi gurunya. Sehingga dia bermaksud meminjam semua alat-alat dan literatur gurunya. Dia pikir dengan membaca literatur dan menggunakan ala-alat gurunya, dia minimal akan seterampil gurunya. Setelah beberapa bulan, dia kembali ke padepokan dan berkata “Saya tidak dapat berbuat seindah dan sebaik guru walau telah aku baca semua literatur guru dan menggunakan alat-alat guru”. Guru itu menjawab “Bukan literatur atau alat yang kau butuhkan, melainkan semangat gurumu”.

LOMPATAN

Pada suatu malam, sebuah rumah terbakar, dan seorang anak terpaksa naik ke atas atap untuk menyelamatkan diri.Ayahnya berdiri di bawah dengan merentangkan tangannya, memanggil anaknya dan berteriak “Lompat nak! Aku akan menangkap kau”. Dia tahu hanya dengan melompat dari atap rumah itulah cara yang paling memungkinkan menyelamatkan anaknya. Sementara antara anak dan ayahnya hanya terlihat api, asap dan kegelapan. Tentu saja ini membuat sang anak kebingungan. Ayahnya berteriak lagi “Lompat nak! Aku akan menangkap kau”. Tetapi anak itu protes, “Pak, tetapi aku tidak dapat melihat engkau! Itu masalahnya”