Senin, 10 Februari 2014

Pasangan Tua dan Kalajengking

Suatu hari hiduplah sepasang kakek-nenek yang miskin di Mexico. Kapanpun kau mengunjungi rumah mereka, akan selalu ada ayam-ayam berlarian. Setiap pagi ayam jantan akan membangunkan mereka dan para tetangga juga akan terbangun.

Walaupun ayam-ayam itu bisa bertelur dan juga bisa dibuat kaldu ayam yang enak, mereka juga merepotkan ketika mereka buang kotoran sembarang di jalan. Si nenek harus membersihkan kotoran-kotoran ayam itu setiap pagi. Juga pada saat itu, orang-orang miskin berjalan bertelanjang kaki dan ketika mereka menginjak kotoran ayam, rasanya akan sangat tidak nyaman di antara jari-jari kaki. Suatu waktu, kotoran ayam itu kadang menempel sepanjang perjalanan dan bahkan terbawa hingga pulang.

Walaupun pasutri tua itu seringkali merasa ayam-ayam mereka menyebalkan, mereka menerima ayam-ayam itu sebagai bagian dari hidup mereka seperti para pendahulu mereka sebelumnya selalu memelihara ayam di sekitar mereka. Mereka juga bersyukur bisa memakan telur dan daging ayam, jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk mengubah keadaan ini.

Para tetangga seringkali komplain kepada pasutri tua itu karena ayam jago mereka membangunkan para tetangga pagi-pagi sekali. Tetapi pasutri tua itu selalu meminta maaf dan tetap memelihara si ayam jantan. Itu hanya selalu terjadi seperti biasanya.

Akhirnya pasutri tua yang miskin  meninggal dan anak-anak mereka pindah ke rumah mereka. Anak-anak mereka memiliki uang yang lebih banyak, jadi mereka berpikir, “untuk apa  memiliki ayam-ayam ini yang selalu membuat berantakan halaman kita. Kita bisa membeli telur dan daging ayam dari toko.”

Para tetangga sangat senang karena sekarang bisa tidur di pagi hari tanpa mendengar si ayam jantan berkokok. Si istri juga tidak perlu membersihkan jalanan lagi.

Tapi suatu hari, ketika sang suami sedang berjalan di dalam rumah bertelanjang kaki, dia disengat kalajengking. Dia harus dengan segera dibawa ke rumah sakit untuk diberikan penawar racun. Dia hampir mati dan biaya rumah sakit sangat mahal.

Setelah kejadian menakutkan ini, mereka mulai merenung dan mencari tahu mengapa para pendahulu mereka tidak pernah ada yang disengat kalajengking. Bertanya kepada orang-orang tua lain yang bijaksana, mereka menemukan bahwa ayam-ayam merepotkan itulah yang selama ini memakan kalajengking dan menjaga rumah yang miskin  itu aman untuk ditinggali manusia.

            Cerita ini untuk menjabarkan apa yang terjadi apabila kita membuang tradisi Katolik hanya karena kita berpikir kita tak memerlukannya lagi. Selama ratusan tahun, Roh Kudus telah menyusun Misa Latin yang luar biasa indah dan semua praktik tradisional Katolik lainnya. Tetapi kemudan datang para “orang Katolik modern” yang melihat semua “ritual yang ketinggalan zaman” ini sebagai rubrik tidak penting yang diulang-ulang. Dan mereka membuangnya.