Rabu, 21 November 2012

Beauty of Hearts
















Girl : why do you keep on following me?

Boy : because, you are so pretty and i think i am falling in love with you...

Girl : really?...... 
but, you haven't met my friend yet.. she is more prettier than me and she is right behind you...

(the guy looking behind him but found no one...)

Boy : are you making fun of me? there is no one behind me..

Girl : no, but if u really love me, u won't look back... because, love never happens with the beauty of face.. but, with the beauty of hearts....

MissCommunication


BOY--I broke up with her..

GIRL--He broke up with me..

BOY--I don't know why i did that.?

GIRL--It seems like he had a strong reason for doing it...

BOY--I was so happy with her...

GIRL--All I did was disappoint him..

BOY--I got a new girl which I don't even like..

GIRL--He got a new girl whichhe's in love with..

BOY--It's only because I couldn't get my mind off of her..

GIRL--He doesn't even think of me..

BOY--No one can replace her...

GIRL--He replaced me with that Girl...

BOY--She was so much better than my new girl...

GIRL--She has everything i don't..

BOY--I want her back..

GIRL--He doesn't even want to hear my name..

BOY--She's everything to me..

GIRL--I'm nothing to him..

BOY--But now she probably hates me..

GIRL--But i can never hate him..

BOY--I miss her..

GIRL--I miss him..

BOY--I love her..

GIRL--I love him..

The ultimate truth comes out in the end.... ♥














BOY--I broke up with her..

GIRL--He broke up with me..

BOY--I don't know why i did that.?

GIRL--It seems like he had a strong reason for doing it...

BOY--I was so happy with her...

GIRL--All I did was disappoint him..

BOY--I got a new girl which I don't even like..

GIRL--He got a new girl whichhe's in love with..

BOY--It's only because I couldn't get my mind off of her..

GIRL--He doesn't even think of me..

BOY--No one can replace her...

GIRL--He replaced me with that Girl...

BOY--She was so much better than my new girl...

GIRL--She has everything i don't..

BOY--I want her back..

GIRL--He doesn't even want to hear my name..

BOY--She's everything to me..

GIRL--I'm nothing to him..

BOY--But now she probably hates me..

GIRL--But i can never hate him..

BOY--I miss her..

GIRL--I miss him..

BOY--I love her..

GIRL--I love him..

The ultimate truth comes out in the end.... ♥

Senin, 12 November 2012

Masalah Membuat Kita Tetap Hidup

Untuk masakan Jepang, kita tahu bahwa ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup saat hendak diolah untuk disajikan. Jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es.

Itu sebabnya para nelayan selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju darat
an salmon-salmon tersebut tetap hidup. Meski demikian pada kenyataannya banyak salmon yang mati di kolam buatan tersebut.

Bagaimana cara mereka menyiasatinya..? Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil dikolam tersebut. Ajaib..!! Hiu kecil tersebut "memaksa" salmon-salmon itu terus bergerak agar Jangan, sampai dimangsa. Akibatnya jumlah salmon yang mati justru menjadi sangat sedikit..!!

Diam membuat kita mati..! Bergerak membuat kita hidup...!!

Apa yang membuat kita diam? Saat tidak ada masalah dalam hidup dan saat kita berada dalam zona nyaman. Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena... Begitu terlenanya sehingga kita tidak sadar bahwa kita telah mati..! Ironis, bukan..?

Apa yang membuat kita bergerak..? Masalah.., Pergumulan.. dan Tekanan Hidup..

Saat masalah datang secara otomatis naluri kita membuat kita bergerak aktif dan berusaha mengatasi semua pergumulan hidup itu.

Tidak hanya itu, kita menjadi kreatif, dan potensi diri kitapun menjadi berkembang luar biasa.

Ingatlah bahwa kita akan bisa belajar banyak dalam hidup ini bukan pada saat keadaan nyaman, tapi justru pada saat kita menghadapi badai hidup.

Itu sebabnya syukurilah "hiu kecil" yang terus memaksa kita untuk bergerak dan tetap survive.

Masalah hidup adalah baik, karena itulah yang membuat kita terus bergerak.

Saudara terkasih dalam Kristus, tetaplah semangat dalam menjalani hidup hidup ini, biar kita semangat menyelesaikan setiap persoalan hiodup ini.

Tiga Teman Hidup Kita

Ada sedikit cerita bijak tentang seseorang yang memiliki tiga teman istimewa. Sebagian dianggap lebih istimewa daripada yang lainnya. Pada suatu hari ia ia tertimpa suatu masalah, maka ia pun mendatangi teman pertamanya yang dianggap paling istimewa lalu berkata, “Salam Damai teman, saya sedang menghadapi masalah. Aku ingin kamu mau membantuku.” Teman pertama itu pun menjawab : “ Maa
f, aku tidak bisa membantumu.”


Ia pun beranjak pergi menuju ke teman kedua yang dianggap lebih istimewa setelah teman pertamanya, lalu ia berkata, “Salam Damai teman, saya sedang menghadapi masalah. Aku ingin kamu sudi membantuku.” Teman keduanya menjawab, ”Baiklah, aku akan mengantarkanmu sampai ke tempat tujuan, tetapi setelah itu aku akan pulang meninggalkanmu.”

Orang itupun pergi ke teman ketiga yang dianggap lebih istimewa setelah teman keduanya, lalu ia berkata, “Salam Damai teman, saya sedang menghadapi masalah. Aku berharap kamu bisa membantuku . ” Teman ketiganya menjawab, “ Baiklah, aku akan menemanimu ke manapun engkau pergi, dan aku akan ikut pergi kemanapun engkau pergi.”

Saudara terkasih dalam Kristus

Teman pertama adalah perumpamaan bagi harta yang dimiliki seseorang yang sama sekali tidak mengikutinya saat ia meninggal dunia
Teman kedua adalah keluarga dan kerabatnya, yang hanya mengantarkan sampai ke kuburnya lalu pulang meninggalkannya.
Sedangkan teman ketiga adalah pahala kebaikan yang akan selalu menyertainya kemanapun ia pergi dan kemanapaun ia masuk.

Prasangka

Sore itu Tony baru sadar bahwa ia punya tiga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sekarang juga sebelum terlambat. Besok tiga2nya harus sudah selesai dan dikumpulkan. Tony sedikit panik berpikir bahwa ia harus lembur malam ini. Buku2 berserakan di meja dan lantai kamarnya, matanya lekat ke laptop mengetik tugas2 sekolahnya yang baru saja dimulai.

Masih dalam konsentrasi penuh pada pekerjaannya, lamat2 Tony mendengar suara langkah2 kecil mendekati kamarnya. Ia tahu itu pasti satu2nya adik perempuannya, Sandy yang berumur 5 tahun, yang pasti akan masuk kamarnya dan mulai mengacak2 kamarnya.
 "Stop di situ!! Jangan masuk kamar, aku masih sibuk!!" Tanpa menoleh, suara Tony melengking tinggi bagai halilintar mengejutkan adiknya.

Ketika ia masih mendengar langkah2 kecil makin mendekati meja belajarnya, Tony berteriak lagi tanpa berpaling dari laptopnya:
 "Aku bilang, kalau mau main di luar sana, jangan ganggu orang yang sedang belajar!!"
 "Tapi…" suara adiknya terdengar tersendat seperti hampir menangis. Tony seperti tak sabar lagi, dan ketika ia memalingkan mukanya ingin menghardik adiknya untuk yang ketiga kalinya, ia melihat adiknya membawa dua mangkuk kecil.

"Aku Cuma mau membagi es krim ini…aku tahu kakak menyukainya…" kata adiknya hampir menangis. Tony terdiam, melihat tangan adiknya yang gemetar entah ketakutan atau kedinginan memegangi mangkuk2 es krim yang masih beku. Ada getar2 rasa menyesal di hatinya telah berpikiran buruk atas kehadiran adiknya.
 "Owh…taruh saja di atas meja…" Kata Tony hampir tak terdengar. Dan ketika adiknya bergegas akan meninggalkan kamarnya, Tony segera memanggilnya: "Sandy…..terimakasih" Ia masih sempat melihat mata adiknya berbinar dan masih menyisakan sedikit senyum di sela2 ketakutannya.

Betapa mudah kita mengadili orang lain? Betapa sering kita berprasangka buruk atas kehadiran orang lain di sekitar kita? Bahkan jika seandainya mereka biasa kita kenal sebagai pribadi yang sering mengganggu, tak selalu dan selamanya mereka terus mengganggu kita. Tak perlu juga berprasangka buruk ketika tiba2 orang berbaik hati kepada kita di luar kebiasaan.

Hidup itu selalu membawa perubahan, dan manusia yang merupakan bagian dari hidup juga bisa berubah; tak selamanya mereka buruk, tak selamanya mereka menjadi pengganggu. Ingatkah ketika kita untuk pertama kalinya pergi jauh dari rumah, meninggalkan sanak keluarga untuk beberapa waktu. Seketika kita merasa kehilangan dan rindu bahkan akan hardikan, omelan dan kehadiran mereka yang kadang mengganggu.

Hati yang terbuka dan sabar memberi kesempatan bagi kehadiran orang lain dalam hidup kita, sering memudahkan kita untuk tahu menghargai kebaikan dan kasih yang mereka berikan. Sebaliknya, prasangka buruk dan sikap mudah mengadili hanyalah seperti hawa dingin yang membekukan hasrat orang lain untuk berubah lebih baik dan berkembang secara maksimal.

Menolong Dengan Bijak

Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tep
i sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?”

“Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. “Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan?”

Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan.”

Saudara terkasih dalam Kristus, mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang.

Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.

Mengubah Sudut Pandang

Cara Mengubah Sudut Pandang:

Kisah Karpet

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.

Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan"

Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.”

“Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, nafasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya

"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada di rumah.

Anda bisa 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain

2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.

3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan

4. Untuk Tagihan kartu kredit yang cukup besar, karena itu artinya saya harus bekerja untuk bayar cicilan

5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman 

6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan

7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras

8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat

9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup

Dan lain sebagainya.

Jumat, 09 November 2012

Kejadian yang sungguh langka

"Ini kejadian yang sungguh langka..!" Kata seseorang yang hampir berbarengan dengan saya keluar dari mobil2 kami yang terhenti dalam antrian cukup panjang. Di kota kecil yang saya lewati ini hampir tidak pernah terjadi kemacetan lalulintas; dan setahu saya, hanya ada kurang dari lima buah lampu lalulintas di sepanjang jalan utama kota kecil ini, tidak banyak.

Jadi nampaknya kami harus menunggu jalan dibuka lagi oleh polisi2 yang bertugas "memblokir sementara" lalulintas. Sore itu ada kejadian yang tidak biasa, dan orang2 tidak keberatan untuk berhenti sebentar dan malah ikut menikmati peristiwa langka di hadapan mereka.

Sepasang "penganting tua" nampak baru keluar dari restaurant kecil di mana mereka merayakan hari ulang tahun perkawinan mereka bersama keluarga besarnya. Bisakah anda menebak, ini perayaan perkawinan mereka yang keberapa? Ke-65 tahun!!!
Hampir setiap orang yang saya jumpai, ketika bertatapan muka dengan mereka, semua menggeleng2kan kepala sebagai ungkapan heran, kagum, tak percaya, salut, terharu, ikut merasakan kebahagiaan, atas perayaan ulang tahun perkawinan yang ke-65 ini.

Yang membuat banyak orang tersenyum atau malah ada yang tertawa sampai meneteskan airmata karena terharu adalah ketika melihat mobil Limousin yang menunggu di depan restaurant untuk membawa kedua mempelai tua; sudah dihiasi dengan pita2 warna putih dan bunga2 yang indah. Dan di kaca belakangnya tertera tulisan indah yang berbunyi: “I only wish I had met you sooner….”
 Ha ha….saya tertawa terpingkal2 bersama orang banyak yang membaca tulisan itu. Entah siapapun yang menulisnya, dan entah ide dari mana tulisan itu datang (mungkin dari salah satu cucu kakek –nenek yang merayakan ulang tahun perkawinannya?) sungguh sebuah tulisan yang sangat inspiratif. Bayangkan, mereka baru saja merayakan ulang tahun perkawinan yang ke-65 dan masih berpikir: "Seandainya saja saya sudah bertemu engkau jauh lebih awal…."

"Apakah itu berarti mereka menyesali bahwa 'terlambat' mengenal satu sama lain?" saya pura2 bodoh mengajukan pertanyaan yang kurang bermutu kepad orang2 di dekat saya.
 "Sama sekali tidak! Mereka justru berpikir: Betapa indah dan membahagiakan kebersamaan mereka sepanjang 65 tahun dan berharap seandainya saja mereka bisa lebih awal mengenal cinta mereka, tentulah sekarang mereka telah merayakan ultah perkawinan yang ke-70 atau lebih!" kata seorang ibu di samping saya.

"Ya, itu artinya seandainya mereka diberi kesempatan mengulang hidup mereka, mungkin mereka akan saling bertemu dan dan saling mencintai jauh lebih awal dari apa yang telah mereka lakukan 65 tahun yang lalu….betapa beruntungnya mereka…" gumam seorang bapak tak jauh di samping saya lebih menegaskan makna tulisan itu.

"Honey, apakah kamu pikir kita juga akan mencapai 65th perkawinan?" bisik seorang suami kepada isterinya yang nampak masih muda sambil merangkulnya dengan mesra tanpa merasa risih dan malu dengan orang2 di sekitarnya….

Wow…betapa tulisan itu, dan terutama perayaan 65 tahun perkawinan kakek-nenek ini, telah menginpirasi banyak orang, pikirku pelan2 sambil memasuki mobil dan siap2 melanjutkan perjalanan yang tertunda. Saya jadi melamun, seandainya saja Tuhan memberiku kesempatan untuk mengulang kembali hidupku, apa yang paling aku inginkan? Aku memilih untuk tetap menjadi seperti diriku selama ini…dengan memperbaiki kebodohan2 yang pernah aku lakukan…dan mencintai lebih banyak orang, lebih dalam lagi, dan lebih baik lagi….

Kurasa kita tak perlu menunggu 65 tahun untuk merayakan rasa syukur dan terimakasih atas anugerah hidup yang indah ini. Bagaimana dengan anda? Semoga kita semua tidak pernah menyesali hidup, tetapi terus ingat untuk mensyukuri setiap anugerah kehidupan yang Tuhan beri… Jangan lupa untuk merayakan saat2 istimewa anda bersama orang2 tercinta. Eh! Bukankah setiap saat dalam hidup anda adalah istimewa?? Be grateful for that…

Minggu, 04 November 2012

Jawaban Doa

Ada pertengkaran hebat sepertinya… Saya tak banyak mengerti pembicaraan di telpon karena Mike yang adalah seorang Indian, lebih sering memakai bahasa lokal dari sebuah suku kecil yang tidak begitu terbiasa di telinga saya. Hanya saja dari nadanya, dari raut wajahnya, dari cara Mike melempar cellphone nya ke kursi belakang; itu semua sudah cukup menunjukkan kepada saya bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

"Mike….sepertinya kamu mengemudi terlalu cepat…." Kataku perlahan2 takut menyinggung perasaannya. Mike hanya melotot sesaat ke arahku lalu makin memacu mobilnya. Sudah lebih dari lima mobil, yang menurut perhitunganku melaju pada batas kecepatan maksimum, dillewati oleh Mike; itu berarti ia melaju jauh melampaui batas yang diijinkan. Bukannya takut ditilang polisi, tapi pertama2 saya khawatir dengan caranya mengemudi.

Dalam hati saya agak mengutuk isterinya yang menelpon selagi ia mengemudi. Saya juga mengeluh, mengapa begitu banyak orang yang sudah tahu bahwa orang yang ditelponnya sedang mengemudi, kog ya nekad terus aja menghubungi. Tidakkah mereka sempat berpikir tentang keselamatan orang yang diajak bicara sementara mengemudi? Tidakkah mereka terpikir bahwa dalam arti tertentu mereka yang menelpon bisa menjadi penyebab kecelakaan dan 'membunuh' orang2 yang mereka telpon di jalanan?? Sekarang saya sedang merasakan bahayanya! Saya tidak berani lagi menegur Mike, takut membuatnya semakin frustrasi dan marah lalu makin tak terkendali.

Akhirnya saya hanya diam, dan dalam hati sungguh2 berdoa mohon perlindungan Tuhan. Saya tidak ingat berapa banyak permohonan yang saya panjatkan; seingat saya kata2 yang paling sering saya ulang2 adalah: "Tuhan, redakan kemarahan dalam diri Mike, atau seandainya ia tetap 'memelihara' kemarahan itu; setidaknya tunjukkan cara untuk menghentikan mobil ini sebelum hal2 yang lebih buruk terjadi".

Baru saja doa saya selesai, Mike sudah menyalib satu lagi mobil Pick up Silverado di sebelah kanan kami. Saya masih melihat di kaca spion, mobil yang kami salib segera berpindah jalur ke kiri yang berarti siap2 untuk ganti menyalib mobil kami.
"Duh! lengkaplah sudah… si Mike sedang dalam emosi tinggi, dan sekarang sopir pick up itu nampaknya juga naik darah karena disalib dan ingin membalas menyalib.. Tuhan, inikah jawabanMu atas doa2 saya? Dengan justru memasukkan saya ke dalam situasi yang lebih buruk lagi?" dalam hati saya mengeluh.

Begitu mobil pick up itu melaju sejajar dengan mobil kami, si sopir tiba2 melambai2kan tangannya seperti aba2 polisi yang memaksa pengemudi yang melanggar untuk segera menepi dan menghentikan laju kendaraannya. "Apa pula maunya orang ini??" suara Mike bernada sangat tinggi dan penuh ancaman.
 "Mike, kita belum tahu apa yang sedang terjadi, sebaiknya kita menepi sebentar.." kataku berusaha meredakan marahnya sambil mencoba mengingatkan.

Sopir pick up itu berhenti hanya beberapa meter di depan mobil kami. Mike masih sibuk mencari sesuatu di kotak peralatan ketika sopir tersebut tahu2 sudah berjalan mendekati kami dan berkata:
 "Maaf tuan, saya melihat ada yang tidak beres dengan mobil anda. Ada kepulan asap dan juga ceceran minyak seperti olie menetes cukup banyak dari bawah mobil anda. Saya takut akan terjadi sesuatu, jadi saya pikir harus memberi tahu anda…" Kami berdua seperti melompat dari kursi dan segera membungkuk memeriksa bagian bawah mobil. Benar, ada olie yang bocor, bukan hanya menetes, tapi sungguh mengalir kecil dan membasahi banyak bagian mesin yang panas dan menyebabkan kepulan asap! Mike seperti luluh dari amarahnya dan tak sadar segera merangkul orang yang telah berbaik hati menyelamatkan kami.

Kali itu saya tak berani lagi mengeluh kepada Tuhan. Bahkan ketika kami harus menunggu satu jam lebih kedatangan tukang service dan hampir dua jam untuk perbaikan mobil kami. Tuhan menjawab doa saya, dengan caraNya sendiri tentunya, untuk menyelamatkan kami dari bahaya yang lebih besar!

Beberapa hal bisa saya petik dari peristiwa itu:
 Jangan nekad mengemudi dalam kemarahan atau pertengkaran, apalagi jika ada orang lain bersama anda. Kita tak pernah tahu seberapa besar tanggung jawab kita atas orang2 yang kita bawa dalam kendaraan kita. Tugas kita membawa mereka pergi dan pulang dengan selamat.

Jika anda sedang menelpon orang yang anda kasihi, dan tahu atau merasa yakin mereka sedang mengemudi, tolong hentikan percakapan atau suruh mereka menepi sejenak dan segera selesaikan percakapan. Dengan cara itu anda telah menyelamatkan nyawa orang2 yang anda kasihi yang sedang dalam perjalanan. Ingat, segala hal yang buruk bisa terjadi atas orang2 yang anda kasihi di perjalanan mereka tanpa perlu minta ijin dari anda.

"Jalanku bukan jalanMu, pikiranku bukan pikiranMu". Jangan terlalu mudah mengeluh dan cepat protes ketika hal2 yang buruk atau kegagalan seperti menghentikan langkah kita. Kadang itu menjadi cara Tuhan untuk menyelamatkan kita dari suatu bahaya yang lebih besar yang tidak kita sadari. Ketika anda gagal bepergian dengan teman, ketika kencan yang direncanakan bubar, ketika upaya untuk meraih sesuatu terhenti persis di ujung keberhasilan; mungkin Tuhan berpikir lain untuk menyelamatkan kita dari suatu bahaya yang tidak kita ketahui.

Terimalah Dia Apa Adanya

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah.

Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut. “Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita”.

Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia…..” Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama.

Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya.

Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman… Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir….. “Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya. “Oh tidak, lanjutkan… ” jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia “Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”.

Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang…. ”

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya… Ia menunduk dan menangis…..

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal- hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita ? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.